Penyakit Akar Gada dan Pengendaliannya pada Tanaman Kubis – Di Indonesia banyak bermacam-macam komoditas hortikultura. Dari berbagai macam jenis komoditas ini, hanya beberapa saja yang memiliki nilai ekonomi tinggi, salah satunya kubis.
Meski kebanyakan tanaman kubis ditanam di daerah dataran tinggi, namun saat ini juga sudah berkembang di daerah dataran menengah dan rendah. Ada dua jenis kubis yang biasa ditanam oleh para petani, yakni kubis daun dan bunga kol atau brokoli.
Akar Gada (Club Root) merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang tanaman kubis. Akar gada atau akar bengkak adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur Plasmadiophora brassicae. Biasanya serangan patogen ini menyerang pada musim hujan.
Dampak penyakit akar gada bisa mencapai 50 % hingga diatas 80 % atau bahkan bisa sampai gagal panen total. Penyakit ini tergolong sulit dikendalikan karena yang sifatnya mampu bertahan bertahun-tahun di dalam tanah.
Akar gada akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kubis menjadi terhambat dan menjadi kerdil, tidak dapat membentuk krop dan akan mati.
Tingkat serangan penyakit akar gada yang parah terjadi di daerah endemik, yakni daerah yang menjadi sentra penanaman kubis-kubisan dalam waktu yang lama. Penyakit ini dilaporkan hampir terdapat di sentra penanaman kubis diseluruh Indonesia, seperti Sumatra Utara, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya.
Faktor Penyebab Penyakit Akar Gada
Plasmodiopora brassicae merupakan cendawan tingkat rendah dari kelas Plasmodiophoramycetes, cendawan atau patogen inilah yang menyebabkan penyakit akar gada pada tanaman kubis-kubisan.
Berawal dari infeksi masuknya spora melalui bulu-bulu akar yang kemudian menginfeksi jaringan akar yang menjadi luka. Luka tersebut akan membentuk benjolan seperti gada karena bentuk akar yang menjadi bengkak.
Penyebaran dan perkembangan patogen ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu suhu, intensitas cahaya, kelembaban tanah dan pH tanah.
-
- Kelembaban tanah yang tinggi sangat mendukung spora dalam menginfeksi inangnya. Kondisi tanah yang asam serta sisa-sisa spora yang terdapat didalam tanah. Hal ini disebabkan karena spora dari patogen ini mampu bertahan selama lebih dari 10 tahun didalam tanah.
- Suhu 20-25C merupakan suhu yang sangat cocok untuk perkembangan spora dan menginfeksi tanaman. Apabila hujan, serangan patogen ini juga akan meningkat karena tanah menjadi basah. pH tanah juga mempengaruhi perkembangan patogen ini. Patogen ini sangat menyukai pH tanah yang rendah (asam) daripada pH tanah yang tinggi (basa).
- Tenaman kubis lebih rentan terinfeksi di lingkungan denga intensitas cahaya tinggi daripada cahaya rendah.
- Lahan pertanian yang telah terinfeksi penyakit akar gada sudah lama.
Mekanisme serta Gejala Serangan Akar Gada
Penyakit akar gada merupakan momok permasalah bagi petani tanaman kubis karena dapat menyebabkan gagal panen. Serangan patogen ini akan menyebabkan akar pada tanaman kubis membengkak seperti umbi atau kentang. Patogen ini menyerang sistem perakaran pada tanaman kubis sehingga akar akan menyatu seperti gada. Pembesaran ini kemudian akan menghambat jalur transportasi air dan juga nutrisi pada pangkal batang tanaman.
Ketika tanaman terserang patogen Plasmodiopora brassicae (penyebab akar gada), tanaman tampak layu seperti kekurangan air dan daun terlihat berwarna hijau kebiruan atau ungu.
Gejala seperti ini akan tampak lebih jelas di siang hari atau cuaca yang panas, tetapi ketika pagi atau sore hingga malam hari tanaman kubis terlihat segar kembali. Kemudia tanaman yang terserang akan menjadi kerdil karena nutris dan air yang dibutuhkan tanaman terhambat. Jika ini terjadi, lama kelamaan tanaman kubis tidak akan membentuk krop dan akhirnya mati. Jika dicabut, akar tanaman akan terlihat membengkak seperti benjolan atau bintil-bintil.
Patogen ini dapat menginfeksi akar kubis sejak tanaman baru ditanam hingga umur 49 hari. Infeksi patogen ini dengan cepat menyebar pada kondisi tanah dengan pH rendah (asam).
Media Penyebaran Jamur Plasmodiopora Brassicae (Akar Gada)
- Media tanah atau pupuk kandang (soil borne).
- Aliran air (water borne).
- Bibit (germ borne), jika asal bibit yang ditanam berasal dari daerah endemik. Maka daerah bukan endemik yang ditanami berpotensi menjadi daerah endemik baru.
- Media alat (mechanic borne), tanah daerah endemik yang menempel pada alat atau sentuhan tangan yang berinteraksi dengan patogen.
Cara Mencegah dan Mengendalikan Penyakit Akar Gada
Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan (meminimalisir) serangan penyakit akar gada pada tanaman kubis :
- Selalu gunakan bibit unggulan yang sehat dan tahan terhadap serangan patogen.
- Untuk mengurangi pH asam pada tanah selalu lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian.
- Rendam benih kubis dengan ekstrak bawang putih atau fungisida yang dianjurkan selama kurang lebih 2 jam.
- Gunakan tanah dan pupuk kandang yang steril untuk melakukan persemaian.
- Musnahkan tanaman yang telah terinfeksi.
- Melakukan rotasi tanaman agar memutus siklus patogen, misal jangan selalu menanam tanaman kubis terus menerus, bisa bergantian dengan menanam tanaman kubis.
- Aturlah drainase lahan agar tidak terjadi genangan ketika musim hujan. Genangan air akan mempercepat penyebaran patogen.
- Selalu jaga kebersihan kebun.
- Gunakanlah fungisida pada tanaman kubis dengan bahan aktif flusulfamide, karbendazim, klorotalonil, dazomet atau azokistrobin +difenokonazol, tapi gunakanlah sesuai dosis anjuran.