BIsatani.com, Glifosat – Gulma atau rumput liar merupakan tanaman yang biasa mengganggu tanaman budidaya. Bukan hanya itu, gulma ini juga bisa menjadi tanaman inang dan tempat bersembunyi bagi hama pada tanaman. Herbisida merupakan salah satu bahan kimia yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan serta mematikan gulma atau rumput liar. Salah satu jenis pestisida ini mempengaruhi perkembangan jaringan, pembentukan klorofil, respirasi, fotosintesis, metabolisme, nitrogen pembelahan sel, serta aktivitas enzim dan lain sebagainya.
Herbisida yang diberikan dengan dosis terlalu tinggi akan mengakibatkan seluruh bagian tanaman mati tapi jika diberikan dengan dosis yang tepat hanya akan membunuh tumbuhan tertentu saja dan tidak merusak tumbuhan yang lain.
Ada berbagai macam herbisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan gulma, salah satunya dengan bahan aktif glifosat. Bahan aktif ini termasuk yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Isopropilamina Glifosat merupakan herbisida yang bersifat sistemik tidak selektif terhadap gulma sasaran yang mempunyai spektrum luas dalam pengendalian gulma.
Jenis-jenis gulma yang bisa dikendalikan
Herbisida dengan bahan aktif Glifosat ini sifatnya sistemik yang membunuh tanaman hingga mati sampai ke akar-akarnya. Adapun jenis gulma yang dapat dikendalikan antara lain :
- Imperata cylindrica
- Eulisine indinca
- Axomophus compreseus (pahitan)
- Mimosa invisa (putri malu)
- Cyperius iria (teki)
- Echinocloa crussgali (jajagoan), dan lain-lain.
Herbisida dengan bahan aktif Isopropilamina Glifosa merupakan herbisida yang paling banyak digunakan petani dan perkebunan di Indonesia karena dirasa lebih murah, efektif dan aman. Glifosat ini memiliki formula dengan toksisitas terendah (LD50 oral > 5000 mg/kg dan LD 50 dernal > 5000 mg/kg) yang diklasifikasi dalam kelas IV (tidak berbahaya pada penggunaan normal) oleh WHO.
Kinerja Herbisida Isopropilamina Glifosat
Herbisida ini bekerja dengan menghambat enzim 5-enolpiruvil-shikimat-3-fosfat sintase (EPSPS) yang berperan dalam pembentukan asam amino aromatik seperti triptofan, tirosin, dan fenilanin. Tumbuhan akan mati karena kekurangan asam amino yang penting untuk melakukan berbagai proses hidup tanaman. Glifosat ini masuk kedalam tumbuhan dengan cara diserap oleh tanaman yang kemudian diangkut menuju pembuluh floem.
Penggunaan herbisida jenis ini sudah dilakukan hampir 64% di lahan perkebunan sawit, 11% penanaman padi, 6,2% penanaman jagung dan sisanya pada penanaman Kakao, Holtikultura serta penanaman Karet.
Sampai sekarang terdapat kurang lebih 290 produk terdaftar di Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian untuk bahan kimia yang menggunakan bahan aktif Isopropilamina glifosat dari lebih 50 perusahaan pemegang daftar.
Kelebihan herbisida dengan bahan aktif Glifosat akan membunuh gulma sampai keakar-akarnya akan tetapi proses tersebut akan berlangsung dengan waktu yang agak lama sekitar 1 minggu.
Dosis penggunaan atau aplikasi herbisida glifosat yang dianjurkan biasanya campurkan 100 ml larutan dengan bahan aktif glifosat ini dengan 15 liter air.
- Gunakan dosis sesuai anjuran.
- Gunakan air lapangan yang tidak mengandung partikel tanah. Sebagai ukura, masukan tangan kedalam air itu. Jika tangan masih terlihat, air tersebut dapat digunakan.
- Lakukan penyemprotan secara merata.
Peringatan
Hati hati dan harus benar-benar dikontrol dalam penggunaan obat dengan bahan aktif Glifosat karena dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernafasan, iritasi mata, penglihatan menjadi kabur, kulti terbakar atau gatal, mual, sakit tenggorokan, pusing, sakit kepala, asma, kesulitan bernafas serta mimisan.
- Jangan makan, minum ataupun merokok pada waktu melakukan penyemprotan dengan bahan aktif ini.
- Gunakanlah selalu sarung tangan, masker wajah, pakaian dengan lengan panjang dan celana panjang pada waktu membuka kemasan obat, mencampurkan obat dan serta pada saat melakukan penyemprotan.
- Diwajibkan sebelum makan, minum, merokok setelah melakukan penyemprotan harus selalu cuci tangan menggunakan banyak air dan sabun.
- Selalu bersihkan peralatan dan pakaian yang anda gunakan dengan air.
- Berhati-hatilah pada saat melakukan penyemprotan jangan sampai herbisida dan kabut semprotnya mengenai mata, kulit dan pakaian.
- Jangan sampai limbah herbisida baik itu cairan dan wadah mengotori kolam, perairan dan saluran air.
- Jauhkan hewan ternak dari area penyemprotan.
- Rusak wadah penyimpanan herbisida dan kubur paling tidak 1/2 meter kedalam tanah tetapi yang jauh dari sumber air dan pemukiman warga.
Gejala Dini Keracunan dan Pertolongan Pertama
Gejala awal yang disebabkan karena keracunan bahan aktif ini biasanya muntah dan diare. Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul segeralah berhenti bekerja, lakukanlah tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke dokter.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan :
- Cuci mata dengan air mengalir bila herbisida ini mengenai mata.
- Bawa penderita keruangan terbuka dan segar bila menghisap herbisida.
- Cucilah kulit yang terkena herbisida dengan air dan sabun agar terhindar dari iritasi.
- Segera beri air minum yang banyak bila penderita menelan herbisida dan muntah usahakan jangan sampai dimuntahkan. Jika sampai muntah, jangan sampai penderita mengalami gangguan pernafasan. Dan segera bawa kedokter.