Bisatani.com, Dimetomorf – Seperti yang telah kita ketahui bersama saat ini bahan aktif dari pestisida ada banyak sekali macamnya. Mulai dari yang digunakan sebelum tanam hingga masa panen. Dari yang bekerja secara kontak, sistemik dan sampai yang bekerja secara translaminar.
Setiap bahan aktif menawarkan keunggulan masing-masing. Harga obat juga tergantung dari jenis bahan aktif yang digunakan, volume dan merk suatu produk. Penggunaan pestisida juga sudah lama dilakukan dalam pertanian. Pada sistem pertanian modern seperti saat ini penggunaan pestisida tidak dapat dipisahkan.
Sebelum mengenal pestisida, Penerapan pertanian jaman dahulu menggunakan cara tradisional. Mulai dari pupuk yang hanya menggunakan pupuk organik, pengendalian hama dan pasca panen pun masih menggunakan cara manual.
Salah satu bahan aktif yang sering kita jumpai saat ini adalah bahan aktif fungisida dimetomorf. Pada kesempatan kali ini tim bisatani.com akan berbagi informasi mengenai bahan akif Dimetomorf. Langsung saja simak penjelasannya dibawah ini.
Apa itu bahan aktif dimetomorf ?
Dimetomorf adalah salah satu bahan aktif dari fungisida yang biasa digunakan dalam pertanian dan bekerja secara sistemik. Bahan aktif ini dapat kita jumpai dalam bentuk tepung maupun cair. Mempunyai fisik berwarna putih dan dapat dilarutkan kedalam air berguna untuk melindungi tananam dari penyakit yang diakibatkan oleh jamur.
Dimetomorf merupakan zat turunan dari asam cinnamic yang masuk kedalam golongan keluarga morfolin. Bahan aktif ini terdiri dari dua campuran isomer, walaupun hanya isomer Z yang berguna sebagai fungisida. Zat ini terbilang efektif untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit yang diakibatkan oleh cendawan jamur Phytopthora infestans.
Cara kerja & kegunaan bahan aktif dimetomorf
Bahan aktif ini dapat bekerja secara sistemik. Sama seperti jenis pestisida yang bekerja secara sistemik yang lain, dimetomorf bekerja dengan mengambat metabolisme dari cendawan.
Dimetomorf mampu menghancurkan dinding sel cendawan, hal itu akan berakibat pada matinya jamur patogen yang merupakan penyebab penyakit berbagai tanaman. Bahan aktif ini berguna untuk untuk melindungi, mengobati tanaman dari jamur dan juga mampu mencegah penyebarannya.
Kelebihan dan keunggulan
- Dapat bekerja secara efektif walaupun menggunakan dosis yang rendah
- Dengan sifat yang dapat disuspensikan kedalam air, sehingga memudahkan terserap oleh jaringan pada tanaman
- Mampu mencegah tanaman dari serangan penyakit sejak awal tanam
- Bekerja secara secara sistemik sehingga memudahkan tersebar keseluruh jaringan tanaman.
Jenis tanaman dan penyakit yang dapat dikendalikan
- Kentang : Bercak ungu (Alternaria porri), Antraknosa, Bercak daun (Cecospora), dan Busuk daun (Phytophthora infestans)
- Padi : Bercak daun (Cescospora) & Antrakosa
- Tomat : Busuk daun (Phytophthora infestans)
- Tembakau : Penyakit lanas (Phytophthora nicotianae)
- Cabai : Bercak daun (Cescospora capsici) & Antraknosa
- Semangka : Penyakit embun bulu (Pseudopperonospora cubensis) & Antraknosa (Colletotrichum capsici)
- Jagung : Penyakit bulai (Peronosclerospora maydis)
Dalam prakteknya, penggunaan bahan aktif ini dapat dicampur dengan bahan aktif lain yaitu Azoksistrobin. Selain dengan dilakukan pencampuran secara mandiri sudah tersedia juga produk obat dengan berbahan aktif dimetomorf & Azoksitrobin.
Ada banyak sekali merk dagang obat dengan bahan aktif dimetomorf yang tersedia saat ini. Kita bisa dengan mudah mendapatkannya ditoko pertanian terdekat. Berikut ini adalah beberapa merk obat dan juga perusahaan yang membuatnya, seperti :
-
- Sagri-bat 60/10 WP : PT. Satya Agro Indonesia
- Acrobat 50 WP : PT BASF Indonesia
- Akrostar 40WP : PT JJM Indonesia
- Caliwa Ultra 60/9 WP : PT Zenith Cropsciences Indonesia
- Kresnabat 50 WP : PT Sari Kresna Kimia
- Lucero 70 WP : PT Jirona Aritama
- Morfius 500 FS : PT Agro Guna Makmur
- Prodemore 78 WP : PT Multi Sarana Indotani
- Sphinx 500 SC : PT Royal Agro Indonesia
- Zampro 525 SC : PT BASF Indonesia
Dampak penggunaan
Setelah kita mengetahui manfaat yang dapat diperoleh, kita tetap harus menggunakannya secara bijak. Karena termasuk bahan kimia, bahan aktif ini dapat berdampak jangka panjang. Seperti pestisida jenis lain, fungisida jika digunakan secara berlebihan dapat berdampak terhadap lingkungan, Seperti :
- Mengurangi kesuburan tanah dan dapat mencemari air
Apabila digunakan secara terus menerus bahan aktif ini dapat mengurangi kesuburan tanah. Hal tersebut diakibatkan karena bahan kimia tidak dapat diurai oleh tanah. Zat kimia akan terus menumpuk dalam tanah karena berkurangnya mikroorganisme sebagai pengurai didalam tanah. Jika jika terbawa hujan dapat mencemari lingkungan perairan.
- Membuat penyakit menjadi kebal
Penggunaan fungisida yang berlebihan malah akan membuat resistensi jamur patogen sehingga mikoorgnisme yang bersifat parasit justru akan menjadi kebal terhadap fungisida. Hal itu akan berakibat menjadi tidak efektifnya fungisida dalam mengendalikan berbagai penyakit yang sebabkan oleh jamur patogen.
- Meninggalkan Residu
Sisa zat yang tidak terserap oleh tanaman akan tertinggal dalam tanah. Tentu hal tersebut akan berbahaya terhadap lingkungan. Jika residu tersebut menempel pada buah maupun sayuran dan selanjutnya dikonsumsi, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsinya.