Bisatani.com, Piridaben – Pemilihan pestisida yang tepat merupakan salah satu hal yang harus dipahami oleh setiap petani. Hal ini dimaksudkan agar petani tidak salah dalam penggunaan obat atau tepat sasaran. Baik itu target hama dan penyakit maupun dosis penggunaan sesaui anjuran.
Ada banyak berbagai macam pestisida baik itu insektisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama pada tanaman, fungisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan penyakit pada tanaman, herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau rumput liar, dan lain-lain.
Misal untuk mengendalikan hama ulat bisa menggunakan insektisida berbahan aktif Asefat, Sipermetrin, Klorpirifos, Abamektin, Dimetoat dan lain-lain. Ada juga hama tirps dan kutu daun yang bisa dikendalikan dengan bahan aktif Abamektin, Dimetoat, Profenofos, Imidakloprid, dan lain-lain. Ada salah satu bahan aktif insektisida sekaligus akarisida yang diperuntukan untuk mengendalikan hama tungau dan hama trips yaitu Piridaben. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai bahan aktif ini terus simak artikel ini.
Apa itu bahan aktif Piridaben?
Piridaben merupakan salah satu bahan aktif akarisida dan insektisida yang bekerja secara kontak. Bahan aktif ini oleh IRAC (Insecticide Resisteance Action Committe) masuk dalam golongan METI akarisida dan insektisida dengan kode kerja 21A.
Adapun bahan aktif lain yang masuk dalam satu golongan dengan Piridaben seperti Fenazakuin, Fenpiroksimat, Pirimidifen, Tebufenpirad dan Tolfenpirad.
Cara kerja bahan aktif Piridaben
Piridaben merupakan bahan aktif akarisida yang bekerja sebagai racun kontak. Bahan aktif ini akan mengendalikan hama dengan mengganggu proses respirasi atau pernafasan pada hama. Piridaben akan menghambat transpor elektron pada mitokondria pada sel hama sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.
Dimana sebenarnya respirasi mitokondria pada sel hama menghasilkan ATP. ATP ini merupakan sumber energi bagi semua proses pada sel-sel vital. Jika proses pelepasan energi ini terganggu, hama akan kekurangan energi dan lama-kelamaan akan mati lemas.
Dosis dan cara penggunaan
Untuk dosis dan cara penggunaan kita mengambil dari beberapa sampel merk dagang yang mengandung bahan aktif Piridaben :
- Samite 135 EC dengan dosis piridaben 135 g/l. Untuk mengendalikan hama tungau (Hemitarsonemus latus) pada tanaman cabai, gunakan dosis dengan konsentrasi 1 ml samite untuk setiap 1 liter air. Sedangkan untuk mengendalikan hama tungau (Tetranychus sp) pada tanaman jeruk, gunakan dosis dengan konsentrasi 0,5 ml samite untuk setiap 1 liter air.
- Torso 150 EC dengan dosis piridaben 150 g/l. Untuk mengendalikan hama Thrip (Trips parvispinus) pada tanaman cabai, gunakan dosis dengan konsentrasi 0,5 ml torso untuk setiap 1 liter air. Sedangkan untuk hama Tungau jingga (Polyphgotarsonemus latus) pada tanaman cabai, gunakan dosis dengan konsentrasi 0,5 ml torso untuk setiap 1 liter air.
Ingat, selalu gunakan obat-obatan kimia sesuai dengan dosis anjuran agar tidak menyebabkan overdosis pada tanaman, resistensi hama serta menimbulkan dampak pencemaran pada lingkungan serta alam.
Manfaat dan keunggulan bahan aktif Piridaben
- Berfungsi sebagai insektisida serta akarisida.
- Bekerja sebagai racun kontak pada serangan hama.
- Mengganggu proses pelepasan energi pada sel hama tungau.
Jenis-jenis hama yang bisa dikendalikan
Berikut beberapa jenis hama yang bisa dikendalikan menggunakan bahan aktif Piridaben :
-
Tungau
Tungau merupakan salah satu hama yang biasa dijumpai pada tanaman jeruk dan tanaman cabai. Hampir semua jenis tanaman cabai yang diserang oleh hama ini, entah itu cabai rawit, cabai besar, cabai merah keriting bahkan jenis cabai paprika juga ikut diserang. Memang jenis hama ini mudah untuk ditangani, namun jika dibiarkan saja bisa menyebabkan tanaman tak bisa menghasilkan buah bahkan mati.
Hama ini menyerang tanaman dengan cara menghisapa cairan daun yang ada dalam jaringan mesofil. Jaringan mesofil yang rusak akan menyebabkan klorofil juga ikut rusak sehingga proses fotosintesis akan terhambat. Daun yang terserang akan timbul bercak hitam yang lama kelamaan akan menyebar.
Tungau menyerang tanaman pada semua musim baik itu musim penghujan maupun musim kemarau. Tetapi serangan yang parah akan terjadi pada musim kemarau dimana suhu yang optimal 27º sangat cock untuk perkembangbiakan hama ini. Pada kondisi yang kering hama ini akan berkembang biak dengan cepat karena telur-telur pada hama ini akan menetas lebih cepat ± 3 hari. Tungau akan tumbuh mencapai dewasa dan secara seksual dalam kurun waktu 5 hari setelah menetas. Untuk hama tungau betina bisa bertelur 20 butir setiap hari dan mampu hidup 2-4 minggu.
-
Trips
Trips merupakan jenis hama yang menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan pada permukaan daun bagian bawah, apalagi daun-daun yang masih muda. Gejala serang dari hama ini ditandai dengan munculnya bercak keperak-perakan. Lama kelamaan daun menjadi berwarna cokelat tembaga, mengeriting, keriput dan akhirnya tanaman akan mati.
Pada kondisi serangan parah daun, tunas atau pucuk daun akan menggulung kedalam, bahkan akan muncul benjolan pada daun seperti tumor. Tanaman akan tumbuh dengan lambat dan menjadi kerdil.
Hama ini menyerang pada musim hujan dan juga musim kemarau. Serangan parah terjadi pada musim kemaru karena kondisi musim yang sangat bagus dalam mempengaruhi perkembangan hama ini.
Merk dagang insektisida dengan bahan aktif Piridaben
Berikut merk dagang insketisida dengan bahan aktif piridaben yang ada dipasaran :
- Samite 135 EC (PT Multi Sarana Indotani).
- Torso 150 EC (PT Dalzon Chemicals Indonesia).
Berikut penjelasan mengenai insektisida atau akarisida berbahan akti Piridaben. Semoga bisa menjadi sumber ilmu bagi petani yang baru belajar dan menambah wawasan bagi petani yang sudah berpengalaman.