Bisatani.com, Tembaga Hidroksida – Salah satu hal yang mempengaruhi hasil panen maupun gagal panen adalah serangan penyakit pada tanaman. Penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh jamur patogen dan virus yang ditularkan oleh beberapa jenis hama pada tanaman.
Tentunya agar petani tidak mengalami kerugian karena hasil panen yang menurun atau gagal panen panen, harus dilakukan pengendalian yang tepat. Adapun beberapa cara untuk mengendalikan serangan penyakit seperti :
- Gunakan benih unggulan yang tahan terhadap serangan penyakit.
- Lakukan sanitasi atau pembersihan lahan dari gulma dan tanaman yang mengganggu tanaman utama.
- Buat lahan dengan drainase yang baik.
- Lakukan penanaman secara rotasi.
- Gunakan fungisida sesuai dosis dan penyakit yang menyerang.
Ada banyak sekali jenis fungisida yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman. Tembaga hidroksida merupakan salah satu jenis bahan aktif fungisida yang terdapat dipasaran.
Apa itu bahan aktif Tembaga Hidroksida ?
Bahan aktif tembaga hidroksida merupakan salah satu jenis bahan aktif fungisida. Fungisida dengan bahan aktif ini, juga salah satu jenis yang sering digunakan oleh para petani.
Tembaga hidroksida termasuk golongan fungisida inorganik dan fungisida M1 (Multisite Inhibitor) dalam FRAC (Fungicide Resistance Action Committe).
Kelompok M1 merupakan fungisida kontak yang bekerja pada banyak target (menghambat serta merusak metabolisme jamur). Fungisida kelompok ini juga bekerja dengan spektrum yang luas. Kelompok fungisida M1 juga memiliki resistensi rendah dan resistenti silang dengan kelompok M1-M9.
Bahan aktif ini juga efektif untuk mengendalikan penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu, fungisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida juga bisa disebut sebagai bakterisida.
Cara kerja bahan aktif Tembaga Hidroksida
Fungisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida bekerja secara kontak. Fungisida dengan bahan aktif ini juga bekerja dengan spektrum yang luas.
Tembaga hidroksida bekerja dengan cara menghambat atau merusak beberapa proses metabolisme pada jamur. Karena bahan aktif ini tergolong fungisida multisite inhibitor, fungisida ini memiliki resiko resistensi yang rendah.
Dalam pengendalian penyakit, tembaga hidorksida yang telah disemprotkan pada tanaman akan melapaskan ion tembaga (Cu2+) yang akan melapisi permukaan tanaman dan bertindak sebagai sumber ion Cu2+.
Tembaga merupakan bahan aktif fungisida yang bersifat alkali. Karena sifat alkali akan mengubah struktur kimia formula zat lain. Oleh karena itu, fungisida dengan bahan aktif ini tidak bisa dicampur dengan pestisida lain pada saat penyemprotan.
Tata cara dan dosis penggunaan
Fungisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida bisa diplikasikan dengan beberapa cara :
- Jika untuk mengendalikan penyakit Antraknosa atau busuk buah, busuk daun dan busuk batang. Larutkan 4 gr fungisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida dengan 1 liter air. Kemudian semprotkan langsung pada buah, batang dan juga cabang tanaman. Penyemprotan dimulai pada awal musim hujan tiba dan diulang sebanyak 5 sampai 7 kali penyemprotan.
- Untuk perlakuan benih. Campurkan 1 sendok teh fungisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida untuk ukuran 5 kg benih. Rendam selama semalam, tiriskan dan keringkan dengan suhu ruangan.
- Campur dengan pupuk. Campurkan 100 gr tembaga hidroksida dengan 20 kg pupuk UREA atau NPK. Aplikasikan sejak awal tanam disetiap pemupukan ± 2-3 kali pemupukan.
Fungisida dengan bahan aktif ini harus diaplikasikan secara tunggal dan digunakan dengan dosis yang dianjurkan. Jika kelebihan dosis, fungisida ini dapat menjadi racun dan merusak sel tanaman.
Tanaman yang mengalami overdosis, daya tumbuh tanaman akan menjadi terhambat dan tanaman tumbuh menjadi kerdil.
Jenis-jenis penyakit yang bisa dikendalikan
Berikut jenis-jenis penyakit yang bisa dikendalikan pada tanaman :
- Bawang (penyakit busuk daun Peronospora destructor).
- Kakao (penyakit busuk buah Phytopthora palmivora).
- Kopi (penyakit penyakit karat daun Hemileia vastatrix).
- Cabai (penyakit bercak daun Cercospora capsici, Antraknosa Colletrichum capsici, layu bakteri).
- Padi (penyakit bulai Peronosclerospora maydis,
- penyakit kresek Xanthomonas oryzae, blas Pyricularia oryzae, hawar daun Xanthomonas campestris).
- Jeruk (embun tepung Oidium tingitanium).
- Kubis (busuk lunak Xanthomonas campestris).
- Kembang kol (busuk hitam Xanthomonas campestris).
- Kentang (bercak kering Alternaria solani, hawar daun Phytophthora infestans).
- Teh (cacar daun Exobasidium vexans).
- Tomat (bercak cokelat Alternaria solani).
- Tembakau (layu bakteri Ralstonia solanacearum).