HomeObatAsefat, Bahan Aktif Insektisida Sistemik Racun Kontak Dan Lambung

Asefat, Bahan Aktif Insektisida Sistemik Racun Kontak Dan Lambung

Bisatani.com, Asefat – Sekarang petani harus lebih jeli dan paham mengenai jenis-jenis pestisida dan juga hama serta penyakit yang menyerang tanaman. Banyak sekali jenis-jenis pestisida yang beredar dipasaran. Oleh karena itu seorang petani harus paham betul akan penggunaan pestisida sesuai dengan hama yang menyerang tanaman.

Jika petani salah dalam memilih pestisida, bukan hanya hama saja yang akhirnya tidak bisa teratasi tetapi juga hanya buang-buang obat saja. Misalnya untuk mengendalikan hama ulat bisa menggunakan pestisida atau insektisida dengan bahan aktif Asefat, Metomil, Klorpirifos, Sipermetrin dll.

Asefat merupakan salah satu bahan aktif insektisida yang sering digunakan oleh para petani. Banyak sekali merk dagang dengan bahan aktif Asefat yang ada dipasaran. Untuk mengetahui tentang bahan aktif ini tetap lanjutkan menyimak artikel ini.

Apa itu bahan aktif Asefat ?

Asefat adalah salah satu bahan aktif insektisida yang bersifat sistemik. Asefat juga memiliki spektrum yang luas. Bahan aktif ini bekerja dengan cara mengambat enzim asetilkolinesterase pada serangga.

Asefat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 dan masuk golongan pestisida organofosfat dengan kode 1B. Insektisida dalam golongan ini dibuat dari molekul organik yang ditambah dengan fosfat.

Bentuk dari insektisida dengan bahan aktif ini ada yang berupa pekatan SC (Suspension Concentrate), pekatan EC (Emulsifable Concentrate) dan GR (Granule). Insektisida dengan bahan aktif Asefat biasa digunakan untuk mengendalikan hamaulat grayak, kutu daun, ulat kantong, ulat krop.

Cara kerja bahan aktif Asefat

Insektisida dengan bahan aktif asefat bekerja secara sistemik dengan racun kontak dan juga racun lambung. Bahan aktif ini setelah disemprotkan akan terserap pada jaringan tanaman. Ketika ada hama yang memakan salah satu bagian tanaman maka akan mati.

Asefat bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase. Efeknya kemudian akan membuat sistem sistem impuls saraf ke sel-sel otot pada serangga menjadi terganggu. Lama-lama otot menjadi kejang dan diikuti dengan kelumpuhan secara paralisis. Hama akan mengalami kejang-kejang kemudian mati.

Dosis dan tata cara penggunaan

Asefat, Bahan Aktif Insektisida Sistemik Racun Kontak Dan Lambung

Untuk dosis penggunaan insektisida berbahan aktif asefat menyesuaikan dengan umur dan serangan hama. Untuk takarannya kita mencoba dengan produk Orthen dengan dosis asefat 75 SP.

  1. Tembakau dengan hama Ulat grayak (Spodoptera litura), campurkan 0,75 gram setiap 1 liter air.
  2. Tomat dengan hama Kutu Daun (Myztus persicae), campurkan 2 gram setiap 1 liter air.

Ada beberapa cara dalam pengaplikasian insektisida dengan bahan aktif ini. Ada yang dengan cara di semprotkan ada juga yang dengan cara ditaburkan.

Ingat, selalu bijaklah dalam memberikan dosis obat agar tidak berdampak parah pada lingkungan.

Kelebihan insketisida berbahan aktif Asefat

  1. Insektisida yang memiliki spektrum luas.
  2. Akan terserap pada jaringan tanaman.
  3. Bertahan lebih lama pada tanaman sehingga penyemprotan bisa dilakukan dengan interval yang lebih lama.

Jenis-jenis hama yang bisa dikendalikan

Asefat, Bahan Aktif Insektisida Sistemik Racun Kontak Dan Lambung

Berikut jenis-jenis hama yang bisa dikendalikan dengan insektisida dengan bahan aktif asefat :

  • Ulat Kantong (Metisa plana)

Ulat kantong merupakan salah satu hama pada tanaman. Hama ini biasanya memakan bagian atas daun, meninggalkan bekas gigitan yang mengering dan berlubang pada daun. Daun yang mengering tersebut akan digunakan sebagain bahan kantong bagi ulat tersebut.

Daun yang terserang hama ulat kantong akan mejadi kering karena cairan yang dikeluarkan ulat saat memakan daun. Pada kondisi yang parah tanaman yang terserang hampir kehilangan 100 % daunnya.

Gejala awal yang ditimbulkan jika terserang hama ini yaitu tajuk tanaman menjadi kering seperti terbakar serta tanaman kehilangan daun mencapai 46,6%. Hama ini menyerang tanaman pada umur berapapun tetapi cenderung lebih berbahaya jika menyerang tanaman yang berumur 8 tahun.

Ulat kantong menyerang dari bagian tengah daun sehingga daun berlubang, meninggalkan bercak-bercak hangus karena banyak bagian daun yang mengering. Hama ini memakan daun dan cepat berpindah-pindah pada daun yang lain.

  • Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ulat grayak ini tidak berbulu dan oleh petani kadang disebut ula tentara karena serangannya yang bergerombol. Hama ini biasanya menyerang pada malam hari dan bersembunyi dibawah tanaman, dalam tanah atau bahkan mulsa jika disiang hari.

Gejala serangan terlihat jika daun menjadi berlubang. Jika dibiarkan lama-lama hanya tertinggal tulang daun saja. Pada serangan parah, ulat ini akan memakan semua bagian daun sehingga menyebabkan tanaman gundul (daun habis dimakan).

  • Kutu Daun (Myzus persicae)

Kutu daun merupakan jenis hama serangga yang berwujud kecil. Hama ini biasanya menyerang secara berkelompok. Ada kutu daun yang berwarna hijau dan hitam. Hama ini menyerang dengan cara menghisap getah atau cairan pada tanaman.

Gejala awal pada serangan akan menyebabkan kerusakan pada daun seperti mengkerut dan pertumbuhan pucuk daun menjadi terhambat. Bukan hanya itu, hama ini juga menjadi vektor pambawa virus kerdil pada tanaman.

  • Ulat Daun (Plutella xylostela)

Ulat daun merupakan hama yang biasa menyerang pada tanaman kubis. Hama ini juga biasa disebut dengan ulat krop. Biasanya larva yang masih muda akan menggorok daun kubis ±3 hari.

Jika terjadi serangan yang berat, larva ini akan memakan semua bagian daun kecuali tulang daun saja. Biasanya serangan berat terjadi pada musim kemarau. Hama ini menyerang mulai awal pembentukan krop atau fase terbentuknya krop pada tanaman kubis.

Beberapa merk dagang insektisida berbahan aktif Asefat

Berikut beberapa contoh merk dagang insektisida dengan bahan aktif asefat yang ada dipasaran :

  1. Amcothene 75 SP (PT. Adil Makmur Fajar).
  2. Counter 50/1,8 SP (PT. UPL Indonesia).
  3. Joker 75 SP (PT. Excel Meg Indo).
  4. Orthene 75 SP (PT. Ondagro).
  5. Phosthene 97 WG (PT. Catur Agrodaya Mandiri).
  6. Starcide 400 EC (PT. Catur Manunggal Jaya Abadi).
  7. Starthene 75 WG (PT. UPL Indonesia).
  8. Ace-one 75 SP (PT. SInar General Industries).
  9. Achepate 97 TC (PT. Dalzon Chemicals Indonesia).
  10. Vampyr 700 EC (CV. Golden Farm Indonesia).

Demikian penjelasan mengenai insektisida berbahan aktif asefat. Semoga informasi ini bisa membantu untuk petani yang baru belajar maupun petani yang sudah pengalaman untuk menambah wawasan.

Recent Articles

Leave A Reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay on op - Ge the daily news in your inbox