Bisatani.com, Bacillus Thuringiensis – Serangan hama pada tanaman sudah menjadi hal yang biasa dialami oleh para petani. Oleh sebab itu petani benar-benar harus paham dengan jenis hama yang menyerang serta cara mengendalikannya. Jangan sampai karena petani kurangnya memahami hama yang menyerang menyebabkan pengendalian yang kurang tepat.
Serangan hama pada tanaman tidak mengenal musim, baik itu hujan maupun musim kemarau. Tetapi pada musim kemarau serangan hama meningkat lebih banyak daripada musim yang lainnya. Musim kemarau ini juga dikenal dengan musimnya serangan hama pada tanaman.
Karena meningkatnya temperatur harian pada musim kemarau menyebabkan siklus hama pada tanaman cenderung lebih cepat. Oleh karena itu, untuk mengendalikan hama perlu pengendalian yang tepat. Ada beberapa cara seperti pengendalian secara teknis, biologi atau menggunakan musuh alami hama serta kimiawi yaitu menggunakan insektisida.
Pengendalian secara kimiawi atau menggunakan insektisida merupakan jenis pengendalian yang paling sering dilakukan. Karena pengendalian dengan cara ini merupakan jenis pengendalian yang paling efektif. Pada insektisida mengandung bahan aktif yang bermacam-macam sesuai dengan jenis hama yang mampu dikendaliakan. Dari sekian banyak ada salah satu jenis bahan aktif insektisida tetapi bersifat biologi. Bacillus Thuringiensis merupakan salah satu jenis bahan aktif insektisida biologi. Apa yang dimaksud dengan bahan aktif ini bisa terus simak artikel berikut.
Apa itu Bacillus Thuringiensis?
Bacillus thuringiensis merupakan salah satu jenis spesies bakteri. Bakteri ini tersebar luas diberbagai negara. Bacillus merupakan patogen fakultatif yang dapat hidup pada daun tanaman konifer atau di tanah. Ketika suatu saat kondisi lingkungan menjadi tak menguntungkan bagi bakteri ini, bacillus akan membentuk fase sporulasi. Pada fase ini akan terbentuk protein Cry pada tubuh bacillus. Jika ada serangga yang memakan tubuh bakteri ini maka serangga akan mati karena protein kristal ini merupakan toksin bagi serangga.
Bacillus T ditemukan pada tahun 1911. Insektisida dengan bahan aktif ini pertama kali dikomersialkan pada tahun 1938 di Prancis dan tahun 1950 di Amerika Serikat. Oleh IRAC (Insecticide Resistance Action Committee) diberi nama dengan golongan Bacillus Thuringiensis atau Bacillus sphaerus dengan kode kerja 11. Oleh WHO bahan aktif ini diberi label warna biru yang berarti “PERHATIAN”.
Cara kerja bahan aktif Bacillus Thuringiensis
Bacillus Thuringiensis merupakan bioinsektisida yang bekerja sebagai racun perut atau lambung. Jika dikonsumsi oleh hama akan merusak membran usus tengah pada hama sasaran.
Bahan aktif ini bekerja pada saluran pencernaan hama sasaran. Protein Cry yang dihasilkan oleh mikroba Bacillus T akan menjadi racun protein. Racun ini akan mengikat pada reseptor membran saluran tengah dan mendorong pembentukan pori-pori. Mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia.
Larva yang telah mengkonsumsi bahan aktif ini akan menjadi inaktif, muntah, berhenti makan serta kotorannya menjadi berair. Kepala serangga akan tampak lebih besar dibandingkan dengan tubuhnya. Lama kelamaan larva menjadi lembek dan mati dalam hitungan hari.
Dosis dan cara penggunaan
Untuk dosis dan cara penggunaan kita menggunakan sampel dari merk dagang insektisida berbahan aktif Bacillus Thuringiensis :
- Turex WP dengan bahan aktif Bacillus thuringiensis var. Aizawa strain GC-91 dengan dosis 3,8%. Untuk mengendalikan hama perusak krop (Crocidolomia pavonana) dan hama perusak daun (Plutella xylostella) pada tanaman kubis. Gunakan dosis dengan konsentrasi 1 gram turex untuk setiap 1 liter air.
- Delfin WG dengan bahan aktif Bacillus thuringiensis var. Kurstaki 3a, 3b strain SA-11 dengan dosis 6,3x10xx9 koloni/gr. Untuk mengendalikan hama ulat grayak (Spodoptera exigua) pada tanaman bawang merah. Gunakan dosis dengan konsentrasi 0,5-1 kg delfin untuk setiap 1 hektar lahan.
- Florbic SC dengan bahan aktif Bacillus thuringiensis var Aizawai dengan dosis 1x10xx10 CFU/ml. Untuk mengendalikan hama ulat api (Setothosea asigna) pada tanaman kelapa sawit. Gunakan dosis dengan konsenstrasi 0,75 l forbic untuk setiap 1 hektar lahan.
Manfaat dan keunggulan bahan aktif Bacillus Thuringiensis
- Merupakan bioinsektisida yang ramah lingkungan karena menimbulkan toksisitas yang rendah.
- Aman bagi burung dan mamalia karena mudah terurai jika tertelan dalam tubuh.
- Insektisida yang bekerja sebagai racun lambung atau pencernaan.
- Pada beberapa merk dagang digunakan untuk mengendalikan nyamuk vektor DBD dan Malaria.
Jenis hama yang bisa dikendalikan
Berikut jenis-jenis hama yang mampu dikendalikan dengan bioinsektisida berbahan aktif Bacillus T:
- Ulat krop (Crocidolomia pavonana)Â pada tanaman kubis.
- Perusak daun (Plutella xylostella)Â pada tanaman kubis.
- Penggerek batang (Scirpophaga incertulas)Â pada tanaman padi.
- Ulat api (Thosea signa)Â pada tanaman kelapa sawit.
- Ular grayak (Spodoptera exigua) pada tanaman bawang merah.
- Kepik hijau (Nezara viridula)Â pada tanaman kedelai.
- Ulat jengkal (Plusia chalcites)Â pada tanaman kedelai.
- Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata)Â pada tanaman kedelai.
- Penggerek batang (Chilo sacchariphagus)Â pada tanaman tebu.
- Penggerek pucuk (Schirpophaga nivela)Â pada tanaman tebu.
- Hama penghisap buah (Helopeltis sp)Â pada tanaman kakao.
- Larva Nyamuk (Aedes aegeypti, Anopheles aconitus, Culex quinquefasciatus).
Merk dagang insektisida berbahan aktif Bacillus Thuringiensis
Berikut beberapa merk dagang insektisida biologi berbahan aktif Bacillus Thuringiensis yang ada di pasaran :
- Bactivec SL yang diproduksi oleh PT Mahakam Beta Farma.
- BTPlus yang diproduksi oleh PT Prima Agro Tech.
- Larvago SC yang diproduksi oleh PT Kinglab Indonesia.
- Turex WP yang diproduksi oleh PT Tanindo Intertraco.
- Bioprime SC yang diproduksi oleh PT Wolong Soko Indonesia.
- Delfin WG yang diproduksi oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.
- Thuricide HP yang diproduksi oleh PT Rolimex Kimia Nusantara.
- Mosnon TB yang diproduksi oleh PT Harvest Ariake Indonesia.
- Vectobag WG yang diproduksi oleh PT Nufarm Indonesia.
- Florbic SC yang diproduksi oleh PT Exindo Rahardja Pratama.
- Restack WP yang diproduksi oleh PT Agrokimindo Kurniabuana.
- BT Max TB yang diproduksi oleh PT Prima Agro Tech.
Demikian pembahasan mengenai apa itu bahan aktif insektisida biologi Bacillus thuringiensis. Semoga bermanfaat bagi petani yang baru belajar dan menambah wawasan bagi petani yang sudah berpengalaman. Ingat, selalu gunakan pestisida secara bijak agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.