Bisatani.com – Jahe merupakan tumbuhan yang kaya akan manfaat. Selain sebagai tanaman rempah yang bisa menghangatkan tubuh tetapi jahe juga bisa menjadi bumbu dapur juga. Bukan hanya itu, jahe juga bermanfaat bagi kesehatan seperti detoksifikasi, mengurangi rasa mual, bagus dalam mengatasi masalah pencernaan dan juga bisa membantu menurunkan berat badan.
Jahe merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kemudian menyebar ke berbagai negara karena manfaatnya. Karena kaya akan manfaat banyak orang yang terdorong untuk membudidayakan tanaman jahe.
Syarat Tumbuh Untuk Menanam Jahe
Budidaya tanaman jahe paling bagus adalah di areal yang memiliki curah hujan antara 2500-4000 mm/tahun dan memiliki suhu antara 20°-35° Celcius. Tanaman ini juga hanya bisa tumbuh di ketinggian 0-1700 mdpl dan kelembapan udara sekitar 60-90%. Tanaman jahe juga memerlukan intensitas cahaya antara 70-100%.
Untuk media tanam, tanaman jahe paling bagus ditanam pada tanah yang gembur, mengandung banyak humus dan dengan tekstur lempung berpasir. Jenis tanah yang baik untuk menanam jahe adalah tanah latosol merah cokelat, andosol dan lahan hutan yang baru dibuka. Tingkat keasaman tanah sekitar 6,8 sampai 7,4.
Cara Budidaya Tanaman Jahe
Untuk menghasilkan tanaman jahe yang bagus dan hasil panen yang berkualitas, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Berikut tahapan atau cara menanam tanaman jahe dari bibit sampai panen.
-
Pembibitan Tanaman Jahe
Untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas gunakanlah bibit jahe yang memiliki presentase pertumbuhan yang tinggi, lebih tahan terhadap hama dan juga penyakit. Pembibitan tanaman jahe dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan menanam tunas jahe yang tumbuh pada rimpang jahe. Berikut syarat agar bibit agar menghasilkan tanaman jahe brkualitas :
- Pilih bibit yang berasal dari tanaman yang sehat, tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
- Pilihlah jahe yang dipanen pada usia 10-12 bulan untuk dijadikan bibit.
- Kondisi rimpang yang akan dijadikan bibit dalam keadaan mulus, tidak ada bagian yang busuk, warnanya tak pucat dan mengkilat, serta tak terkena hama maupun penyakit.
Setelah bibit tanaman jahe yang terbaik, kemudian tempat untuk proses pembibitan sebelum ditanam dilahan budidaya. Ada dua jenis teknik untuk melakukan proses pembibitan yaitu :
-
-
Teknik Peti Kayu
-
Siapkan semacam peti atau tempat penampungan yang terbuat dari kayu. Jamur terlebih dahulu rimpang jahe yang akan digunakan untuk bibit, jangan jemur sampai kering.
Setelah dijemur, lakukan penyimpanan selama 1 sampai 1,5 bulan. Kemudian patahkan rimpang jahe yang sudah selam 1-1,5 bulan menjadi 3 hingga 5 mata tunas.
Masukkan rimpang jahe yang sudah dipotong kedalam wadah lalu masukan campuran larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh tanaman selama 1 menit. Setelah itu keringkan kembali rimpang jahe.
Yang terakhir masukan potongan rimpang kedalam peti kayu yang telah dibuat. Lakukan penyemaian dengan cara letakkan potongan bibit pada bagian dasar peti, lalu tutup lapisan atasnya dengan abu gosok atau sekam padi. Lakukan pelapisan secara bergantian hingga lapisan paling atas adalah abu gosok atau sekam padi.
Tunggu hingga 2-4 minggu, biasanya bibit jahe dalam peti sudah tumbuh tunas dan siap ditanam pada lahan budidaya.
-
-
Teknik Bedengan Atau Gundukan Tanah
-
Pertama siapkan rumah semai sederhana dengan ukuran 10×8 meter untuk kapasitas bibit sekitar 1 ton. Kemudian buat semacam bedengan dari tumpukan jerami dengan ketebalan sebesar 10cm.
Susun rimpang jahe pada bedengan jerami lalu tutup lagi dengan jerami. Tumpuk sampai 4 susun lapisan rimpang, dengan bagian paling atas berupa jerami.
Lakukan perawatan untuk meningkatkan kualitas bibit dengan melakukan penyiraman setiap hari dan sesekali lakukan penyemprotan dengan fungisida agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Tahap akhir, jika setelah 2 minggu muncul tunas pada bagian rimpang seleksi bibik yang kualitasnya baik. Jangan sampai ada bibit kualitas buruk ikut tertanam.
Setelah diseleksi pindahkan bibit pada suatu tempat dan rendam dengan larutan fungisida selama 8 jam. Keringkan dengan cara dijemur 2 sampai 4 jam sebelum ditanam pada lokasi budidaya.
Mengolah Media Tanam Budidaya Tanaman Jahe
Persiapan lahan memerlukan waktu sekitar 1 bulan. Alangkah baiknya sambil mennyiapkan bibit sambil mengolah lahan agar siap ketika bibit siap dipindahkan pada lahan budidaya.
Pertama bersihkan lahan budidaya dari gulma atau sisa tanaman sebelumnya. Bajak tanah lahan budidaya dengan cara mencangkul atau menggunakan traktor dengan kedalaman 25-35 cm. Diamkan ± selama 1 minggu lalu bajak lagi agar tanah menjadi gembur.
Fungsi dari penggemburan tanah agar racun yang mengendap bisa terbuang serta membunuh kuman dan ham.
Buatlah bedengan agar sirkulasi drainase air bagus dan tidak menggenang sehingga tidak merusak tanaman jahe. Buat bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, dan panjang menyesuaikan luas lahan budidaya.
Cek kondisi tanah untuk tingkat keasaman. Jika pH rendah maka taburkan Dolomit (kapur pertanian) agar kondisi pH menjadi 7 (normal) dan siap tanam. Jika tanah terlalu asam, unsur hara fosfor dan kalsium sulit terserap bahkan tidak tersedia.
Menanam Tanaman Jahe Pada Lahan Budidaya
Buatlah lubang-lubang kecil dengan ukuran kedalaman 3-7,5 cm pada lahan budidaya. Kemudian lakukan penenaman dengan cara melekatkan bibit rimpang jahe yang sudah diseleksi (yang bagus) dengan cara direbahkan dan mata tunas menghadap keatas pada lubang-lubang yang telah disiapkan.
Tutup bibit menggunakan tanah dengan tebal ± 5 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Bibit tanaman jahe membutuhkan air yang cukup banyak di awal masa pertumbuhan.
Merawat Tanaman Jahe Pada Lahan Budidaya
Merawat tanaman jahe terbilang cukup mudah. Ketika tanaman sudah berumur 6-8 minggu berikan pupuk susulan seperti SP36 dan KCL dengan dosis 125 kg per hektar. Tabur disekitar tanaman dan jangan terkena batang atau rimpang jahe.
Tutup pupuk dengan tanah dan lakukan perawatan berikutnya :
- Lakukan penyulaman tanaman jahe. Penyulaman dilakukan jika ada bibit jahe yang tak tumbuh atau mati.
- Bersihkan areal pertanaman dari gulma atau rumput liar atau tanaman pengganggu lainnya.
- Selalu lakukan monitoring pada tanaman jahe. Amati pertumbuhan jahe dan juga serangan hama maupun penyakit. Lakukan secara rutin.
Masa Panen Tanaman Jahe
Biasanya tanaman jahe sudah siap panen pada usia 4 bulan jika digunakan sebagai bahan masakan dan usia 10-12 bulan jika jahe akan dijual ke pasaran.
Untuk ciri-ciri tanaman jahe yang siap dipanen adalah tanaman yang warna daunnya dari hijau berubah menjadi kuning dan semua batangnya menjadi kering.
Lakukan pemanenan yang benar dan hati-hati. Bongkar lokasi penanaman dengan menggunakan garpu atau cangkul, jangan sampai mengenai rimpang tanaman jahe.
Bersihkan tanah dan kotoran yang masih menempel pada rimpang jahe. Kemudian jemur rimpang jahe diatas papan atau dengan daun pisang selama ± 1 minggu. Tempat menjemur harus terbuka, tidak lembab dan rimpang jahe harus tersebar tidak boleh ditumpuk.
Panen tanaman jahe pada musim kemarau, karena jika panen pada musim hujan akan merusak kualitas dari rimpang jahe.
Selamat menanam… Bisatani.com