HomeObatHeksakonazol, Fungisida Sistemik Pengendali Penyakit Tanaman

Heksakonazol, Fungisida Sistemik Pengendali Penyakit Tanaman

Bisatani.com, Heksakonazol – Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil panen pada tanaman. Serangan penyakit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil panen pada tanaman. Terkadang karena serangan yang parah bisa mengakibatkan petani gagal panen.

Ada beberapa cara untuk mengendalikan penyakit pada tanaman, salah satunya adalah penggunaan pestisida. Sampai saat ini produksi pertanian belum terlepas dari penggunaan pestisida. Salah satu jenis pestisida untuk mengendalikan penyakit adalah fungisida.

Banyak sekali jenis bahan aktif fungisida yang ada dipasaran. Mulai dari yang berbahan aktif Mankozeb, Azoksistrobin, Simoksanil, Tembaga, Heksakonazol, Tebukunazol dan lain-lain.

Untuk pembahasan kali ini kita akan menjelaskan apa itu fungisida dengan bahan aktif Heksakonazol. Untuk mengetahui informasi lebih jelasnya silakan simak artikel berikut

Apa itu bahan aktif Heksakonazol ?

Fungisida dengan bahan aktif heksakonazol merupakan jenis fungisida yang bersifat sistemik. Heksakonazol masuk dalam golongan triazol dengan kode kerja 3. Oleh WHO fungisida dengan bahan aktif ini masuk kedalam kelas 3 mendapat label berwarna biru tua dengan arti cukup berbahaya.

Heksakonazo merupakan fungisida yang memiliki spektrum yang luas. Bahan aktif ini termasuk Monosite inhibitor yaitu fungisida ini akan bekerja dengan cara menghambat salah satu sistem metabolisme jamur cendawan penyebab penyakit.

Untuk dipasaran biasanya ada dua bentuk fisik fungisida dengan bahan aktif ini yaitu berupa pekatan SC (Suspension Concentrate) dan WG (Werrable powder). Pekatan SC yakni berbentuk cairan yang jika dicampurkan dengan air akan membentuk pekatan suspensi sedangkan WG yakni formulasi dengan bentuk tepung.

Cara kerja bahan aktif Heksakonazol

Fungisida dengan bahan aktif heksakonazol bekerja secara sistemik. Apabila setelah disemprotkan pada tanaman, cairan akan terserap oleh tanaman dan didistribusikan ke dalam seluruh jaringan tanaman.

Heksakonazol akan menghambat dimetilasi sterol pada jamur cendawan. Membran sel biosentesis ergosterol akan terhambat sehingga perkembangan jamur akan berhenti.

Dosis dan tata cara penggunaan

Bahan aktif heksakonazol merupakan fungisida yang bersifat sistemik. Jadi untuk pengaplikasian fungisida ini diberikan secara berkala atau berselingan dengan fungisida yang bersifat kontak.

Untuk dosis takaran misal kita mengambil sampel dari merk dagang fungisida Heksa dengan dosis 50 SC :

  1. Padi sawah dengan penyakit busuk upih (Rhizoctania solani) gunakan dengan dosis 2 ml setiap 1 liter air.
  2. Karet dengan penyakit cendawan akar putih (Rigidoporus lignosus) gunakan dengan dosis 2-2,5 ml setiap 1 liter air.
  3. Bawang merah dengan penyakit bercak ungu (Altenaria porri) gunakan dengan dosis 1-2 ml setiap 1 liter air.

Karena sifatnya yang sistemik penyemprotan biasanya dilakukan jika sudah menemukan adanya gejala penyakit pada tanaman. Hal ini dilakukan karena fungisida sistemik akan menimbulkan resistensi pada jamur cendawan jika diaplikasikan terlalu sering dan terlalu berlebihan.

Kelebihan fungisida berbahan aktif Heksakonazol

  1. Fungisida dengan kinerja sistemik yang akan terserap oleh tanaman.
  2. Memiliki spektrum yang luas.
  3. Pada beberapa kasus tanaman akan merangsang dan mempercepat pertumbuhan tanaman.

Jenis-jenis penyakit yang bisa dikendalikan

  • Busuk Upih (Rhizoctania solanipada tanaman padi sawah.
  • Bercak Ungu (Alternaria porripada tanaman bawang merah.
  • Bercak Daun (Cercospora capsicipada tanaman cabai.
  • Antraknosa (Collectrichum capsicipada tanaman cabai.
  • Hawar Daun (Helminthosporium sppada tanaman jagung.
  • Pembuluh Kayu VSD (Oncobasidium theobromaepada tanaman Kakao.
  • Cendawan Akar Putih (Rigidoporus lignosuspada tanaman karet.

Beberapa merk dagang fungisida berbahan aktif Heksakonazol

Berikut beberapa merk dagang fungisida dengan bahan aktif Heksakonazol yang ada di pasaran :

  • Anmi 100 SC (PT Advansia Indotani).
  • Anvil 50 SC (PT Syngenta Indonesia).
  • Danvil 50 SC (PT Dalzon Chemicals Indonesia).
  • Dkaztrozol Plus 250 SC (PT Excel Meg Indo).
  • E-Azoking 400 SC (PT Essence Agro Chemical).
  • Fastgopaz 50 SC (PT Bahtera Boniaga Lestari).
  • Heko 50 SC (PT Sinamyang Indonesia).
  • Heksa 50 SC (PT Bina Guna Kimia).
  • Hexagro 50 SC (PT Royal Agro Indonesia).
  • Hexaconazole 95 TC (PT Dalzon Chemicals Indonesia).
  • Hexagold 75 WP (PT Ace Bio Care).
  • Kontaf 50 SC (PT Excel Meg Indo).
  • Kontaf Plus 250 SC (PT Excel Meg Indo).
  • Nazole 50 SC (PT Catur Agrodaya Mandiri).
  • Sagri-Guard 8/54 WP (PT Satya Agro Indonesia).
  • Sitara 80 WP (CV. Graha Agritech Prima).
  • Unizole 375 SC (PT Rainbow Agrosciences).
  • Vilan 50 SC (PT Geka Mitra Niaga).

Demikian penjelasan mengenai fungisida berbahan aktif Difenokonazol. Bijak-bijaklah dalam penggunaan obat-obatan kimia, disamping agar tanaman tidak mengalami overdosis tetapi juga untuk menjaga alam agar tidak terlalu terkena dampaknya. Semoga bisa membantu bagi petani yang baru belajar dan menambah informasi bagi petani yang sudah berpengalaman. Salam petani….

Recent Articles

Leave A Reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay on op - Ge the daily news in your inbox