Bisatani, Kumbang – Serangga merupakan salah satu hewan yang sangat banyak jenisnya. Pada saat ini terdapat lebih dari 1.000.000 spesies dari serangga yang sudah diketahui. Bahkan jumlah spesies serangga mencapai 6.000.000 sampai dengan 10.000.000 spesies. Jumlah tersebut mewakili sebanyak 90 % bentuk kehidupan hewan yang ada di bumi.
Tingginya jumlah serangga tersebut dikarenakan serangga merupakan hewan yang dapat hidup hampir pada semua habitat lingkungan. Selain itu serangga juga memiliki kemampuan adapatasi yang tinggi.
Pada kelas serangga (insecta) dibagi menjadi 29 sub ordo, salah satunya adalah Coleoptera (Kumbang). Nah, pada artikel kali ini tim bisatani berkesempatan untuk membahas salah satu spesies dari serangga yaitu kumbang. Yang mana hewan tersebut juga dapat berpotensi menjadi hama pada berbagai jenis tanaman baik tanaman sayuran hingga tanaman perkebunan.
Untuk mengetahui informasi secara lebih lengkap mengenai kumbang dapat langsung saja simak penjelasannya dibawah ini.
Apa itu Kumbang
Kumbang (Coleoptera) merupakan salah spesies serangga yang membentuk ordo coleoptera yang berarti sayap berselubung. Hal itu dikarenakan hampir semua jenis kumbang memiliki dua pasang sayap. Sayap kumbang yang paling luar disebut dengan elytra.
Karakterisitik sayap bagian luar memiliki fisik yang keras dan tebal. Sayap bagian luar ini berfungsi untuk melindungi sayap yang ada dibawanya dan melindungi tubuh bagian bawah sayap.
Ordo coleoptera merupakan ordo dengan jumlah spesies terbanyak jika dibandingkan dengan jenis ordo yang lain. Ordo ini meliputi hampir 25% dari semua jenis hewan yang telah diketahui. Sebanyak 40% spesies serangga adalah kumbang yang mencapai angka 400.000 spesies ditambah lagi dengan ditemukannya spesies baru.
Habitat
Kumbang memiliki habitat persebaran yang sangat luas. Serangga ini dapat dengan mudah ditemukan hampir semua habitat besar kecuali lautan dan daerah kutub.
Dengan jumlah spesies yang banyak tersebut memungkinkanterjadi perbedaan dalam perilakunya. Hal tersebut sesuai dengan jenis spesies dan lingkungan tempat tinggalnya.
Dengan spesies yang bebeda tersebut membuat jenis makanan seangga ini juga berbeda. Ada jenis kumbang yang memakan sisa-sisa bangkai, memakan jamur, dan memakan jenis tanaman yang menghasilkan bunga dan buah.
Beberapa jenis kumbang dapat berperan sebagai predator dan pengendali dari hama tanaman. Seperti kumbang famili coccinellidae yang merupakan predator dari hama aphid, thrips dan serangga penghisap pada tanaman.
Sebaliknya, beberapa spesies kumbang juga dapat berpotensi menjadi hama tanaman. Kumbang menjadi hama pada tanaman sayuran dan buah-buahan hingga tanaman perkebunan seperti kelapa sawit.
Jenis dan Dampak Serangan
Beberapa jenis kumbang dapat dikategorikan sebagai hama karena dapat menyebabkan kerusakan. Kerusakan tanaman yang diakibatkan hama tersebut bisanya terjadi pada fase menjadi larva. kerusakan yang diakibatkan juga terbilang cukup serius.
Berikut ini adalah beberapa contoh jenis kumbang yang berpotensi menjadi hama pada tanaman, seperti :
-
Kumbang pemakan daun (kepik)
Sesuai dengan namanya, kumbang jenis ini baik pada fase larva maupun yang sudah dewasa merusak tanaman dengan memakan daun. Hal tersebut akan mengakibatkan daun mengalami kerusakan yang cukup serius.
Ciri ciri tanaman yang terserang hama ini dengan munculnya bekas gigitan pada jaringan hijau diantara pembuluh daun. Serangan tersebut akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
Hama ini akan menyebabkan kerontokan pada daun yang terbilang parah. Dengan begitu akan membuat kemampuan produksi tanaman menjadi berkurang. Kumbang pemakan daun banyak ditemukan pada tanaman terong dan merupkan hama yang paling berbahaya.
-
Kumbang kedelai (Phaedonia inclusa stall)
Merupakan salah satu jenis hama daun dan polong muda pada tanaman kedelai. Dampak serangan yang diakibatkan hama ini terbilang cukup serius karena dapat menimbulkan kerugian yang terbilang besar.
Serangan yang diakibatkan dari hama ini dapat mencapai 80% apabila tidak dilakukan pengendalian yang tepat. Biasanya ledakan serangan hama ini terjadi pada musim kemarau. Hal tersebut karena kumbang yang satu ini akan berkembangbiak pada musim kemarau.
Persebaraan hama ini hampir ada diseluruh provinsi di Indonesia, terutama pada wilayah yang merupakan penghasil kedelai. Serangan paling berat terjadi pada fase larva maupun ketika sudah dewasa.
-
 Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros)
Serangga yang satu ini merupakan jenis kumbang yang merupakan hama utama pada tanaman kelapa sawit. Biasanya hama akan menyerang tanaman dari setelah penanaman hingga kelapa sawit berumur 2,5 tahun.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari serangan hama ini akan membuat tertundanya masa reproduksi. Selain itu juga dapat mengakibatkan tanaman yang mati mencapai 25%. Intensitas serangan baru akan menurun apabila tanaman sudah berbuah.
Serangan dari Oryctes Rhinoceros pada perkebunan kelapa yang tidak terkendali akan membuat menurunnya kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Dengan siklus hidup yang terbilang lama akan memperparah serangan hama ini.
Maka dari itu diperlukan upaya pengendalian yang tepat agar terjadinya kerugian yang dapat diakibatkan dari serangan hama ini dapat dicegah.
Cara Pengendalian
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menereapkan beberapa metode pengendalian agar lebih efektif. Dengan pengendalian tersebut diharapkan jumlah serangan hama menjadi terkendali dan serangan tidak sampai menimbulkan kerugian.
Dibawah ini merupakan jenis pengendalian yang dapat diterapkan sebagai upaya untuk meminimalisir serangan hama Celeoptera diantaranya :
- Pengendalian hayati
Merupakan pengendalian dengan memanfaatkan serangga parasit seperti tawon yang dari keluarga pediobius. Selain itu juga dapat menggunakan biopestisida dengan kandungan bakteri bacillus thuregiensis ataupun jamur Aspergillus spp.
Dapat juga dengan menyemprotkan ekstrak daun tanaman jarak, calostropis procera dan datura innoxia. Dengan memberikan abu pada saat awal tanam juga terbukti dapat mencegah serangan awal hama kumbang daun.
Berbeda pada kumbang tanduk dapat dikendalikan dengan menggunakan jamur Metarizium anispoliae. Dosis yang diberikan cukup dengan 400 gram untuk setiap sarang.
- Metode kultur teknis
Pengendalian dengan metode yang satu ini dilakukan dengan cara melakukan penanaman secara serempak dalam satu lahan. Metode ini dapat diterapakan pada tanaman kedelai untuk mengendalikan hama kumbang kedelai (Phaedonia inclusa Stall).
- Pengendalian Kimiawi
Pengendalian yang satu ini dilakukan apabila serangan sudah mencapai ambang batas. Pada pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan zat kimia dari golongan insektisida. Adapun bahan aktif yang dapat digunakan seperti bahan aktif dimetoat, klorpirifos, fentoat, sipermertin, beta siflutrin ataupun BPMC.
Penggunaan insektisida banyak diterapkan pada saat ini karena pengendalian terbilang cepat. Akan tetapi penggunaan insketisida harus dilakukan dengan bijak, sesuai dengan dosis yang tepat.