HomeHama TanamanTungau : Hama Kecil Penghisap Cairan Pada Tanaman

Tungau : Hama Kecil Penghisap Cairan Pada Tanaman

Bisatani, Tungau – Hama Menjadi salah satu penyebab masalah yang serius pada pertanian. Pada saat ini jenis hama juga sangat beraneka ragam. Sehingga cara pengendalian hama tersebut harus disesuaikan dengan jenis serangan hama.

Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman dari jenis hewan penghisap. Seperti tungau, wereng, kutu daun, walang sangit, thrips dan lain sebagainya. Yang mana hama tersebut merusak dengan cara menghisap cairan yang ada pada tanaman.

Akibat serangan hama penghisap tersebut tanaman menjadi kekurangan cairan. kerusakan dari serangan hama jenis ini juga tidak dapat dianggap sepele. Jika tidak dilakukan pengendalian yang tepat bukan tidak mungkin akan menyebabkan kerugian.

Pada artikel kali ini tim bisatani akan membahas mengenai hama tungau. Untuk mengetahui informasi lebih lengkapnya langsung simak penjelasannnya dibawah ini.

Apa itu Hama Tungau

Tungau : Hama Kecil Penghisap Cairan Pada Tanaman

Tungau merupakan Hewan dengan ukuran yang kecil masuk kedalam golongan Subordo Acarina. Walaupun mempunyai ukuran yang hampir sama, akan tetapi hama tungau merupakan hewan yang berbeda dengan kutu. Kutu sendiri masuk kedalam golongan serangga (insecta) sedangkan tungau masuk kedalam kelas laba-laba (arachnoidea).

Dalam pertanian, tungau menjadi hama yang cukup mengganggu. Karena memiliki kemampuan beradaptasi pada berbagai habitat membuat hama ini dapat menyerang berbagai tanaman. Mulai dari tanaman pangan, hortikulura, tanaman perkebunan, buah-buahan dan masih banyak yang lainnya.

Siklus Hidup

Proses perkembangbiakan hama ini tergolong sangat cepat. Setiap indukan tungau mampu menghasilkan terlur sebanyak 20 butir perhari. Pada kondisi kering dan optimal yaitu 27°C telur tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari. Setelah menetas hama tersebut dapat hidup antara 2 sampai dengan 4 minggu. Selain itu, setiap indukan tungau mampu menetaskan ratusan telur.

Dalam siklus hidup tungau, setiap indukan betina dapat bekembangbiak hingga 1 juta ekor hanya dalam waktu satu bulan saja. Dengan sistem reproduksi yang cepat tersebut memungkinkan hama menjadi resistan terhadap penggunaan pestisida. Sehingga menyebabkan hama menjadi sulit untuk dikendalikan.

Tungau merupakan salah satu jenih hewan yang berkembangbiak dengan sifat diploid dan haploid. Pada tungau betina bersifat diploid sedangkan pada betina bersifat haploid. Artinya telur yang dibuahi oleh pejantan akan menghasilkan tungau betina begitu juga sebaliknya. Telur yang tidak dibuahi pejantan akan menghasilkan tungau jantan.

Serangan Hama

Tungau : Hama Kecil Penghisap Cairan Pada Tanaman

Hama jenis ini merusak tanaman dengan cara mengisap cairan yang ada pada tanaman. Kerusakan pada tanaman perlu mendapatkan perhatian khusus karena dapat mengakibatkan kerugian apabila tidak tertangani dengan tepat. Hama ini dapat menyerang hampir semua bagian tanaman mulai dari daun, batang hingga bagian buah.

Batang tanaman yang telah terserang akan berubah warna menjadi perunggu. Sedangakn pada permukaan daun akan muncul titik-titik berwarna kuning dan cokelat. Serangan pada daun bagian bawah akan membuat mesosil menjadi rusak. Hal tersebut akan membuat daun menjadi mudah berguguran.

Serangan pada buah akan membuat munculnya bercak pada permukaan buah. Kesegaran dan ukuran buah juga menjadi berkurang. Hama ini dapat menyerang pada berbagai meusim karena kemampuan adaptasinya pada berbagai habitat.

Jenis – Jenis Hama Tungau

Tungau : Hama Kecil Penghisap Cairan Pada Tanaman

Ada berbagai jenis hama tungau yang dapat di temui pada saat ini. Berikut ini adalah beberapa contoh hama tungau yang dapat merusak tanaman, seperti :

  • Tungau Laba-laba (Tetranycus)

Memiliki ukuran panjang 0,6 mm dengan tubuh berwarna hijau, tubuhnya oval dan rambutnya panjang dibelakang. Saat memasuki musim dingin betina akan berubah warna menjadi kemerahan. Tungau jenis ini dapat tumbuh subur hingga 7 generasi dalam satu tahun.

Hama yang satu ini dapat menyerang pada berbagai jenis tanaman buah, sayuran, palawija dll. Tanaman yang telah terserang akan menunjukkan gejala seperti munculnya bintik-bintik kuning pada daun. Tungau jenis ini bersarang didalam kempompong yang berupa anyaman dan meletakkan telurnya pada bawah daun.

Ketika serangan sudah semakin parah akan membuat daun berubah warna menjadi perak setelah itu menjadi rapuh dan gugur. Hama ini akan menghasilkan jaring yang dapat menutupi permukaan tananan. Pucuk daun dan tunas menjadi gundul dan tumbuh menyamping. Hal tersebut tentu dapat menurunkan kualitas dan kuantitas bauh.

  • Tungau Karat Jeruk

Merupakan jenis hama yang tidak terlihat oleh mata telanjang karena ukurannya yan sangat kecil. Akan terlihat apabila dalam jumlah besar pada buah dan daun. Hama tersebut melatakkan telurnya pada permukaan buah dan daun. Telur yang telah menetas akan berubah menjadi nimfa sebelum menjadi dewasa. Betina dapat hidup antara 4 – 6 minggu dengan menghasilkan telur sebanyak 30 butir.

Seperti namanya, hama ini biasa membuat kerusakan pada tanaman buah jeruk. Serangan hama ini ditandai dengan munculnya bercak pada permukaan kulit buah. Pada serangan yang parah tentunya dapat menurunan tingkat produksi buah. Pada jenis yang satu ini lebih menyukai kondisi lingkungan yang lembap.

  • Tungau Kuning Teh

Tungau jenis ini dapat ditemukan pada tanaman buncis, pepaya, dan cabai. Dampak serangan ditandai denngan berubahnya daun menjadi keriting, menebal dan menjadi kecoklatan. Pada daun muda akan mengalamai perubahan bentuk dan pertumbuhan menjadi terhambat.

Tungau jenis ini memiliki ukuran yang sangat kecil, dengan panjang sekitar 0,2 mm dan berbentuk oval. Warna tubuhnya ada yang kuning dan juga hijau. Betina akan meletakkan telur pada bawah daun dan mampu menghasilkan 5 butir telur per hari. Penyebaran hama jenis ini sangat lambat kecuali dengan memanfaatkan serangga lain sebagai vektor. Selain itu hama ini dapat tumbuh subur pada kondisi yang lembap.

 Cara Pengendalian

Jika tidak ditangani dengan tepat hama ini berpotensi untuk merusak tanaman yang dapat menyebabkan kerugian. Maka dari itu perlu dilakukan upaya pengendalian yang tepat. Diharapakan dengan pengendalian yang tepat dapat menghindari atau meminimalkan kerugian yang bisa saja terjadi. Berikut ini adalah beberapa bentuk pengendalian yang dapat dilakukan, diantaranya :

  1. Pengendalian Hayati

Pengendalan hayati merupakan pengeendalian dengan memanfaatkan predator dari tungau itu sendiri. Seperti Neoseiilus cucumeris dan Amblyseius montdorensis dapat mengendalikan hama setelah terjadinya serangan. Selain itu juga bisa menggunakan semprotan bawang putih atau dengan sabun insektisida.

2. Pengendalian Kimiawi

Pengendalian kimiawi merupakan pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia (Pestisida). Penggunaan pestisida juga harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat memepengaruhi populasi jenis serangga yang menguntungkan.

Penggunaan pestisida dari golongan mitisida menjadi cara yang paling banyak digunakan pada saat ini. Karena telah terbukti cepat dan efektif. Untuk mengendalikan hama tungau bisa dengan menggunakan pestisida dengan bahan aktif abamectin, profenofos, diafentiuron, klorpirifos, spirotetramat , fenpiroksimat dan lain sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

Recent Articles

Stay on op - Ge the daily news in your inbox