GejalaBisatani.com, Simoksanil – Serangan penyakit pada tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan hasil panen pada tanaman. Penyakit pada tanaman disebabkan oleh bebarapa faktor yaitu jamur patogen dan juga virus. Jika tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat, penyakit akan mudah menular pada tanaman yang masih sehat.
Untuk penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen bisa dikendalikan dengan beberapa cara seperti pemilihan bibit yang lebih tahan terhadap penyakit, sanitasi atau kebersihan lahan dan penggunaan obat kimiawi yakni fungisida.
Ada banyak fungisida yang ada dipasaran salah satunya fungisida dengan bahan aktif Simoksanil. Untuk lebih mengetahui tentang bahan aktif ini terus simak saja artikel ini.
Apa itu bahan aktif Simoksanil ?
Simoksanil adalah salah satu bahan aktif fungisida yang bekerja secara sistemik. Simoksanil termasuk dalam kelompok Monosite inhibitor, yaitu fungisida yang bekerja dengan cara menghambat salah satu proses metabolisme cendawan.
Bahan aktif ini ditemukan pada tahun 1976 dan masuk golongan FRACÂ (Fungicide Resistance Action Committee) 27 golongan U, yakni Cyanoacetamide oxime. Oleh WHO bahan aktif ini masuk dalam kelas 3 (cukup berbahaya) dengan label berwarna biru tua.
Fungisida jenis ini tidak boleh diaplikasikan secara terus menerus karena akan menimbulkan resistensi penyaki. Untuk menghindari hal tersebut penyemprotan perlu dilakukan dengan dosis yang tepat dan secara selang seling dengan fungisida berbahan aktif lain seperti Mankozeb.
Cara kerja bahan aktif Simoksanil
Simoksanil ini bersifat sistemik. Fungisida ini setelah disemprotkan pada tanaman akan terserap dan didistribusikan ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan pada tanaman. Kemudian oleh organ-organ pada tanaman akan diabsrobsi dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman melalui pembuluh angkut maupun melalui jalur dalam sel tanaman (simplas).
Bahan aktif ini kemudian akan menghambat salah satu proses metabolisme jamur cendawan. Sintesis protein pada jamur cendawan akan terhambat dan berakibat jamur akan mati.
Tata cara dan dosis penggunaan
Simoksanil merupakan bahan aktif fungisida yang bekerja secara sistemik jadi gunakanlah sesuai dosis anjuran. Bisa juga gunakan secara berselingan dengan fungisida lain seperti Mankozeb. Karena jika digunakan melebihi dosis akan membuat penyakit menjadi resisten.
Untuk dosis takaran, misal menggunakan merk dagang Demox dengan dosis Simoksanil 30 WP :
- Tanaman cabai untuk mengendalikan penyakit bercak daun (Cercospora capsici) gunakan dosis dengan konsentrasi 1-2 gr setiap 1 liter air.
- Tanaman kentang untuk mengendalikan penyakit hawar daun (Phytopthora infestans) gunakan dosis dengan konsentrasi 1-2 gr setiap 1 liter air.
Untuk penyemprotan pertama kali biasanya dilakukan jika sudah menemukan adanya gejala penyakit. Penyemprotan dilakukan secara berulang menyesuaikan intensitas serangan jamur patogen penyebab penyakit.
Kelebihan fungisida berbahan aktif Simoksanil
- Fungisida ini bekerja secara sistemik.
- Penyemprotan pada tanaman tidak perlu merata.
- Fungisida dengan bahan aktif ini akan terserap pada tanaman dan disebarkan keseluruh jaringan tubuh tanaman.
Jenis-jenis penyakit yang bisa dikendalikan
Berikut jenis-jenis penyakit yang bisa dikendalikan dengan fungisida berbahan aktif Simoksanil :
-
Busuk Daun
Penyakit busuk daun atau hawar daun disebabkan oleh jamur Phytopthora infestans. Jamur ini akan menimbulkan bercak luka pada daun tanaman. Penyakit ini sangat mudah menyebar pada saat musim hujan dan kondisi lingkungan yang lembab.
Berikut gejala-gejala serangan penyakit pada tanaman :
- Tanaman bisa terserang penyakit pada umur 3-6 minggu atau ketika tanaman sudah mulai muncil daun. Serangan penyakit dimulai dari daun yang paling bawah kemudian merambat sampai daun muda yang paling atas. Pada beberapa kasus bahkan sampai menyerang batang tanaman.
- Tahap awal serangan muncul bercak basah yang tidak teratur di bagian tepi atau tengah daun. Lama kelamaan bercak tersebut menyebar semakin banyak dan berwarna cokelat.
- Jika kondisi semakin parah, bercak bisa menyebar sampai seluruh tanaman dan mengakibatkan tanaman mati.
-
Antraknosa
Penyakit antraknosa pada tanaman disebabkan oleh jamut Colletotrichum capsici. Jamur patogen ini biasanya menyerang buah yang masih muda pada tanaman atau bahkan buah yang sudah matang dan siap dipanen.
Berikut gejala-gejala yang timbulkan jika terserang penyakit ini:
- Gejala awal biasanya ditandai dengan munculnya bercak pada buah.
- Lama kelamaan bercak yang tadinya kecil akan menyebar keseluruh buah dan mengakibatkan buah membusuk.
- Pada kondisi parah, penyakit ini akan cepat menular sampai keseluruh tanaman dan menyebabkan gagal panen.
Beberapa merk dagang fungisida berbahan aktif Simoksanil
Berikut beberepa contoh merk dagang fungisida dengan bahan aktif simoksanil yang ada dipasaran :
- Brilliant 72 WP (PT. Agricon).
- Curzate 8/64 WP (PT. DuPont Agricultural Products Indonesia).
- Cymox 50 WP (PT. Exindo Rahardja Pratama).
- Demox 30 WP (PT. Persada Agro Sukses).
- Dobra 50 WP (PT. Deltagro Mulia Sejati).
- Maxanil 27 WP (PT. Petrokimia Kayaku).
- Moltovin 345/35 SC (PT. Nufarm Indonesia).
- Nautile 68/5 WG (PT. UPL Indonesia).
- Romanil 72/8 WP (PT. Agro Sejahtera Indonesia).
- Scudeto 20 WP (PT. Dobel F Jaya).
- Texxim 20 WP (PT. Dalzon Chemicals Indonesia).
- Victory Mix 8/64 WP (PT. Multi Sarana Indotani).
Demikian mengenai penjelasan apa itu fungisida dengan bahan aktif Simoksanil. Perlu diingat, gunakanlah obat-obatan kimia sesuai dosis yang dianjurkan agar tidak berdampak buruk untuk alam kedepannya. Salam petani sukses….