Bisatani.com, Lalat Penggorok Daun – Lalat merupakan jenis hama yang merugikan di setiap lingkungan. Selain karena suka hinggap ditempat yang kotor, mereka juga suka membawa penyakit.
Tetapi ada beberapa jenis lalat yang juga menjadi hama pada tanaman. Lalat yang menjadi hama pada tanaman merugikan dengan cara yang berbeda. Misal Lalat buah yang menyerang tanaman dengan cara menyuntikan telurnya pada buah. Telur yang menetas akan menjadi larva yang akan menggerogoti buah dari dalam. Alhasil buah akan membusuk dan berair.
Ada juga lalat yang menyuntikan telurnya pada daun. Daun yang terkena suntikan akan meninggalkan tanda putih. Larva yang keluar dari telur akan menggerogoti daun sehingga akan muncul garis putih berkelok-kelok pada permukaan daun.
Untuk kali ini Bisatani.com akan membahas mengenai hama Lalat Penggorok Daun (Liriomyza sp). Apa itu hama lalat penggorok daun? Bagaimana gejala serangannya serta bagaimana cara pengendalian hama tersebut. Untuk informasi lebih jelas terus simak artikel berikut.
Apa itu Hama Lalat Penggorok Daun (Liriomyza Sp)
Lalat penggorok daun merupakan jenis hama yang datang dari benua Amerika Latin. Hama ini masuk ke Indonesia perkiraan pada tahun 90-an. Untuk pertama kalinya hama ini dilaporkan berada di daerah Palu, Sulawesi Tengah sekitar tahun 2005.
Hama ini memiliki banyak jenis dan itu biasanya menyesuaikan dari tanaman inangnya. Misalnya untuk Liriomyza huidorensis, Liriomyza sativa, Liriomyza brassicae ujung punggng mereka terdapat warna kuning. Untuk jenis Liriomyza chinensis dibagian punggung mereka hanya tampak warna hitam.
Siklus Hidup Hama Penggorok Daun (Liriomyza Sp)
Imago atau fase dewasa dari hama penggorok daun berupa lalat kecil dengan ukuran tubuh sekitar 2 mm. Lalat betina dapat hidup dalam kisaran waktu 6 sampai 14 hari. Sedangkan lalat jantan mampu bertahan hidup dalam kisaran 3 hingga 9 hari.
Imago lalat betina akan meletakkan telur mereka pada bagian jaringan epidermis daun. Mereka sebelumnya akan menyuntikan ovipositornya pada permukaan daun lalu telur mereka akan dikeluarkan.
Telur hama ini berwarna putih bening dengan kisaran ukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Semasa hidupnya imago lalat betina dapat menghasilkan 50 hingga 300 butir telur dengan rata-rata telur sebanyak 160 butir. Lamanya stadium telur hingga menetas yaitu kisaran waktu 2 hingga 4 hari.
Larva yang menetas dari dalam telur berbentuk silinder. Larva tersebut tidak mempunyai kaki dan kepala pada saat menetas. Warna dari larva yang baru keluar berwarna putih kekuningan atau putih susu.
Setelah menetas, larva akan langsung menggorok jaringan misofil daun dan tetap tinggal didalam liang korokan. Fase larva ini berlangsung selama 6 hingga 12 hari. Ukuran larva yang sudah mencapai tahap instar terakhir bisa mencapai ukuran 3,5 mm.
Menjelang memasuki fase pupa, larva akan membuka bagian bawah daun dan menjatuhkan diri kedalam tanah. Setelah itu larva atau ulat akan menjadi kepompong(pupa).
Akan tetapi untuk hama yang menyerang pada tanaman bawang merah, pupa biasanya ditemukan menempel pada daun bawang. Biasanya posisi pupa menempel pada bagian dalam rongga daun bawang.
Lama stadium pupa bisa mencapai waktu kisaran 9 hingga 12 hari. Setelah itu akan muncul imago atau fase lalat yang keluar daru dalam pupa. Oleh sebab itu, hama ini melalui fase metamorfosis sempurna karena melalui fase telur-larva-pupa-imago.
Ciri-ciri dan Gejala Serangan Hama Penggorok Daun
Daun pada tanaman yang terserang hama ini akan timbul gejala seperti bintik-bintik putih. Bintik putih tersebut disebabkan karena tusukan ovipositor dari imago atau lalat penggorok daun.
Kemudian akan muncul juga garis-garis yang berwarna abu-abu pucat pada permukaan atas dan bawah daun. Garis tersebut merupakan liang korokan yang disebabkan oleh larva penggorok daun. Liang dari hasil larva memamah biak juga terisi material kotoran yang berwarna hitam yang terlihat seperti jejak tipis.
Jika terjadi serangan yang berat, seluruh helaian daun akan ditutupi oleh garis abu-abu atau korokan. Daun akan menjadi kering seperti terserang busuk daun dan akan berguguran sehingga akan berdampak pada tanaman.
Daun yang berguguran sebelum waktunya disebut juga defoliasi. Defoliasi akan berpengaruh terhadap hasil panen, baik dari segi kualitas dan kuantitas buah.
Hama Penggorok daun biasanya menyerang tanaman apel, buncis, pare, kubis, kembang kol, kacang arab, kopi, kapas, mentimun, terong, anggur, mangga, bawang, cabai, kentang, tanaman hias, dll.
Cara Pengendalian Hama
-
Kultur Teknis
- Pilihlah benih yang lebih tahan dari serangan hama dan penyakit.
- Buat sistem irigasi yang baik.
- Berikan pupuk yang seimbang.
- Lakukan sanitasi lahan dan penyiangan dari gulma.
-
Fisik atau Mekanis
- Ambil daun yang sudah mengalami gejala serangan seperti munculnya garis abu-abu putih pada permukaan daun. Kumpulkan lalu musnahkan dengan cara dibakar.
- Gunakan plastik mulsa hitam perak pada bedengan.
- Pasanglah perangkap kertas atau plastik berwarna kuning yang sudah diberi lem. Taruh pada lahan sekitar 80 hingga 100 buah untuk setiap hektar. Sebarlah dengan jarak 5 hingga 10 meter untuk setiap perangkap.
-
Hayati atau Biologis
Manfaatkan musuh alam hama, antara lain:
- Parasit Chyrocharis sp, Asecodes sp, Cirruspilua ambigus, Closterocerus sp, Neochrysicharis formosa, Phigalia sp, Hemiptarsenus varicornis, Gronotoma sp, dll.
- Predator alami seperti lalat Coenosia humilis.
-
Pengendalian Kimiawi
Cara terakhir adalah pengendalian dengan cara kimiawi. Pengendalian hama ini biasanya menggunakan bahan kimia yaitu insektisida. Ada banyak jenis bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengenalikan hama penggorok daun. Ada insektisida dengan bahn aktif Abamektin, Metomil, Profenofos, spinetoram dll.
Ingat, pengendalian secara kimia harus dilakukan dengan bijaksana. Gunakanlah sesuai dosis yang dianjurkan. Insektisida kimia dapat menyebabkan predator alami juga ikut mati. Bukan hanya itu, insektisida kimia juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Demikian penejelasan mengenai hama penggorok daun. Semoga artikel Bisatani.com selalu bermanfaat bagi pembaca sekalian. Dapat membantu bagi para penghobi tanam, petani pemula maupun petani senior.