Bisatani.com, Difenokonazol – Kebanyakan masyarakat Indonesia pada saat ini berprofesi sebagai petani. Maka tak heran jika Indonesia disebut juga dengan negara Agraris. Indonesia dikenal memiliki tanah yang subur sehingga ada pepatah “Indonesia adalah tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”.
Indonesia didukung oleh kondisi geografis yang cocok untuk pertanian. Yang mana Indonesia terletak diantara 2 samudara dan banyak dikelilingi banyak pegununngan berapi. Curah hujan dan kelembaban udara juga tinggi sehingga hal tersebut menjadi modal dasar pertaian di Indonesia.
Selain hal diatas keberhasilan suatu pertanian juga ditunjang faktor lainya seperti kualitas benih, perawatan, pengendalian hama dan penyakit, juga harga pasca panen. Dalam pengendalian penyakit kita bisa menggunakan pestisida dari jenis fungisida. Ada banyak sekali bahan aktif yang terkandung dalam fungisdia seperti, mankozeb, simoksanil, klorotalonil, difenokonazol, azoksistrobin, tebukonazol dll.
Dikesempatan kali ini tim bisatani.com akan membahas lebih dekat apa itu bahan aktif difenkonazol. Langsung saja simak penjelasan dibawah ini.
Apa itu bahan aktif difenonokazol ?
Difenokonazol adalah salah satu bahan aktif dalam fungisida sistemik yang bersifat preventif dan kuratif. Zat ini juga termasuk kedalam golongan triazol seperti heksakonazol dan tebukonazol.
Bahan aktif ini merupakan jenis fungisida dengan spektrum yang luas. Selain sebagai fungisida, difenokonazol juga disebut juga dengan zat pegatur tumbuh (ZPT).
Ciri-ciri zat ini berbentuk pekatan berwarna kuning yang dapat dilarutkan dalam air untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman.
Cara kerja bahan aktif Difenokonazol
Difenokonazol merupakan salah satu bahan aktif fungisida yang bekerja secara sistemik. Zat ini akan diserah oleh tanaman dan selanjutkan akan didistribusikan keseluruh jaringan tanaman.
Bahan aktif ini akan bekerja dengan menghambat pertumbuhan cendawan penyebab penyakit. Karena bersifat preventif dan kuratif sehingga mampu untuk mencegah dan mengobati tanaman dari penyakit.
Kegunaan dan manfaat Difenokonazol
Difenokonazol berguna untuk mengendalikan berbagai penyakit yang menyerang tanaman. Karena disertai dengan ZPT zat ini berguna untuk meningkatkan klorofil sehingga membuat daun menjadi lebih tebal dan hijau.
Zpt juga berperan pada pertumbuhan batang, mempercepat pembentukan sel dan mempercepat kematangan buah. Dengan kata lain zpt dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Berikut ini adalah manfaat bahan aktif difenokonazol, diantaranya :
- Bekerja secara sistemik sehingga dapat terserap keseluruh jaringan tanaman.
- Penggunaan dosis rendah, sehingga dapat dapat menghemat biaya.
- Tidak mudah terbawa oleh air hujan, sehingga walaupun sehabis penyemprotan turun. hujan obat akan tetap terserap oleh tanaman.
- Membuat tanaman lebih hijau dan mampu menebalkan daun.
- Mempercepat pembentukan krop pada sayuran.
- Pengisian bulir padi sampai ke pangkal.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gabah.
Dosis dan tata cara penggunaan
Berikut ini adalah jenis tanaman beserta penyakit dan dosis yang dianjurkan untuk setiap tanaman. Sampel kali ini menggunakan bahan aktif difenokonazol pada merk dagang Score 250 EC.
- Apel
Pada tanaman apel digunakan untuk mengendalikan penyakit tepung (Phodosphaera leucotricha). Dosis yang digunakan sebanyak 5 – 10/ 100 l. Waktu yang tepat dilakukannya penyemprotan pada saat gejala penyakit tersebut muncul. Dengan interval penyemprotan 7-10 hari sekali.
- Bawang merah dan bawang putih
Penyakit yang dapat dijumpai pada tanaman bawang yaitu penyakit bercak ungu (Alternaria porri). Dosis yang diperlukan untuk setiap penyemprotan 0.25-0.8 ml/l. Dianjurkan untuk melakukan penyemrotan setelah ada gejala yang muncul. Apabila curah hujan tinggi interval penyemprotannya 7 hari sekali.
- Cabai
Pada tanaman cabai bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit bercak daun (Cescospora capcisi). Dosis yang diperlukan dalam setiap penyemprotan sebesar 0.25-0.5 ml. Penyemprotan dilakukan setelah muncul gejala penyakit degan interval penyemprotan 7 – 10 hari sekali.
- Jagung
Untuk mengendalikan penyakit hawar daun (Helmintosporium turcicum) pada tanaman jagung diperlukan dosis 0.25-0.5 ml/l. Sama seperti tanaman cabai penyemprotan dilakukan apabila telah muncul gejala penyakit. Langsung disemprot dengan interval penyemprotan 7 – 10 hari sekali.
- Tomat
Pada tanaman tomat digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk (Septoria lycopersici) dan bercak kering (Alternaria solani). Dosis yang diperlukan antara 0.25-1 ml/l. Disemprotkan apabila sudah memasuki umur 21-70 hari setelah tanam.
Merk dagang
Saat ini ada banyak pilihan merk obat dengan bahan aktif difenokonazol ini. Setiap perusahaan bersaing untuk membuat merk obat dengan harga dan dosis yang berbeda-beda. Kita dapat dengan mudah mendapatkan obat ini ditoko pertanian sekitar kita. Berikut ini adalah beberapa merk obat denggan bahan aktif difenokonazol :
- Amolin 300 EC : PT Advansia Indotani
- Arytop 300 EC : PT Aarysta Lifescience Tirta
- Bleacher 250 EC : PT Sinar General Industries
- Booming 250 EC : PT Asia gala Kimia
- Booster 250 EC : PT Nufarm indonesia
- Diveno 250 EC : CV Sinar Agro Kimia Indonesia
- Indokor 250 EC : PT Mitra kreasidharma
- Oryzole 250 EC : PT Agrotech Pesticide Industry
- Recor 250 EC : PT Tanindo Intertraco
- Rolizol 250 EC : PT Indoin Business Group
- Scorpio 250 EC : PT Sari Kresna Kimia
- Sinergy 300 EC : PT Nufarm Indonesia
- Sorento 250 EC : PT Deltagro Mulia Sejati
- Tridazol 150/150 EC : PT Trida Kimia Sakti
- Unizole 375 SC : PT Rainbow Agrosciences