Bisatani.com, Lundi atau Uret – Tanaman yang sehat merupakan harapan bagi setiap penenanam. Salah satu ciri-ciri tanaman yang sehat adalah tanaman yang terhindar dari serangan hama dan penyakit. Misal untuk serangan hama, jika dibiarkan saja bisa mempengaruhi hasil panen. Hasil panen tersebut bisa berkurang dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Terkadang pada beberapa kasus, serangan hama bisa menyebabkan gagal panen bahkan menyebabkan tanaman mati. Oleh sebab itu ada baiknya para penghobi tanaman serta petani paham akan setiap gejala serangan hama dan penyakit.
Setiap serangan hama memiliki ciri-ciri gejala yang berbeda tergantung dari jenis hama yang menyerang. Misal untuk serangan hama Thrips dan Kutu daun, ciri-ciri tanaman yang terserang daun akan menjadi keriting dan mengkerut. Sedangkan jika terdapat bekas gigitan pada daun itu tandanya tanaman terserang hama ulat.
Ada juga salah satu gejala serangan hama seperti daun tampak kuning dan tanaman agak layu. Gejala tersebut menandakan jika tanaman terserang hama Lundi atau Uret. Mereka biasanya menyerang pada bagian akar tanaman. Untuk informasi lebih lengkap mengenai hama ini serta cara pengendaliannya terus ikuti artikel Bisatani.com berikut.
Apa itu Hama Lundi atau Uret?
Lundi atau Uret merupakan jenis hama yang menyerang akar pada tanaman. Uret merupakan fase larva dari kumbang Cerambycidae atau Scarabaeidae. Hama ini memiliki ciri bentuk larva yang berukuran besar, putih, gemuk, badan, kepala berwarna cokelat serta memiliki taring yang besar.
Mereka memiliki kaki yang berwarna cokelat di bagian rongga dada. Bentuk dari tubuh larva ini menyerupai huruf C.
Hama uret atau lundi memiliki nama ilmiah Leipiota stigma. Mereka merupakan jenis hama polifag atau memiliki banyak tanaman inang. Fase larva yaitu pada tahap menjadi uret atau lundi merupakan fase yang sangat mengganggu dan merugikan bagi para petani. Pada tahapan imago atau dewasa hama ini dikenal dengan nama ampal atau kumbang tanah.
Siklus Hidup Lundi atau Uret
Uret atau lundi merupakan hama yang mengalami metamorfosis sempurna. Hama ini mengalami empat siklus yaitu telur-larva-pupa-dewasa. Mereka memerlukan waktu hampir satu tahun untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Imago(fase dewasa) yaitu kumbang akan kawin dan kemudian bertelur.
Kumbang dewasa (imago) akan muncul pada awal pertengahan bulan Juni. Kumbang betina akan menarik kumbang jantan dengan zat feromon yang dihasilkan dari tubuhnya. Kedua jenis kumbang tersebut akan berkopulasi. Biasanya hama ini akan bertelur di tumpukan sampah atau sisa-sisa daun.
Fase telur akan berlangsung selama 2 minggu. Larva atau uret akan menetas dari dalam telur. Larva nantinya akan mengalami empat tahapan instar(perkembangan). Setiap perpindahan fase instar akan ditandai dengan pelungsungan atau ganti kulit.
Untuk instar pertama yaitu uret yang baru menetas akan makan dari sisa-sisa akar atau akar yang halus saja. Nah, masuk pada tahapan ke tiga merupakan tahap instar yang paling mengganggu bagi tanaman.
Pada tahap ketiga, uret akan berubah warna menjadi kuning pucat atau putih. Mereka akan menjelajah didalam tanah serta memakan akar yang masih segar. Uret pada fase ini sangat menyukai akar tunggang yang agak tebal. Pada pembibitan tanaman akan terjadi dampak yang buruk. Tanaman akan mendadak rebah bahkan mengering karena akar utama pada tanaman terpotong.
Larva atau uret bisa mencapai panjang maksimum hingga 4 cm. Daya jelajahnya juga menjadi lebih luas yaitu bisa mencapai kedalaman 10 meter dari permukaan tanah.
Pada fase larva hama ini sangat ringkih terhadap paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari selama 5 menit akan menyebabkan uret mengkerut, hitam lalu mati.
Pada sekitar bulan Agustus larva akan menjadi pupa. Bulan Agustus ini biasanya memasuki puncak musim kemarau. Imago atau serangga dewasa akan keluar dari dalam pupa di sekitar bulan Oktober atau curah hujan mulai meningkat kembali.
Serangga dewasa hama ini juga biasa dikenal dengan nama kumbang atau ampal. Terkadang setiap daerah juga ada nama khusus untuk hama ini.
Ciri-ciri dan Gejala Serangan Hama Lundi atau Uret
Serangan dari hama pasti menimbulkan ciri-ciri tertentu. Amati terus perkembangan tanaman. Jika ada gejala serangan segera lakukan penanganan agar serangan hama tidak menyebabkan kerugian yang besar.
Untuk gejala serangan hama Uret baik itu fase larva atau uret serta pada fase imago yaitu kumbang. Kumbang dan uret dapat merusak tanaman dengan memakan akar pada tanaman.
Sebelumnya hama tersebut akan mengkonsumsi kompos atau pupuk kandang yang ada disekitar tanaman. Namun jika sudah habis mereka akan beralih memakan akar tanaman. Uret akan merusak akar-akar kecil sehingga akan menyebabkan tanaman layu dan kanopi menjadi menguning.
Jika akar tanaman terus menerus dimakan maka tanaman pada akhirnya akan mati sehingga sangat mudah untuk dicabut. Ada beberapa kasus serangan berbeda pada tanaman umbi. Bukan hanya akarnya saja, tetapi umbi yang dihasilkan oleh tanaman tersebut juga akan dimakan. Beberapa contoh tanaman umbi seperti singkong dan kentang yang biasa diserang hama ini.
Namun, terkadang gejala dari serangan hama ini tidak berdampak langsung. Terkadang dampak serangan akan menimbulkan dampak dalam jangka yang panjang. Umur tanaman tiba-tiba berkurang serta hasil panen dari tanaman juga akan menurun.
Adapula tanaman yang lama-kelamaan menjadi layu, diikuti dengan daun yang menjadi rontok sebelum waktunya. Tanaman akan berubah warna menjadi kekuningan, layu dan mati hampir secara bersamaan.
Cara Pengendalian Serangan Hama
Ada beberapa cara dalam pengendalian hama Uret atau Lundi yang bisa diterapkan. Berikut beberapa cara yang dapat sobat Bisatani.com terapkan :
-
Kultur Teknis
- Lakukan rotasi tanaman, jangan menanam tanaman yang menjadi inang hama secara terus menerus.
- Sanitasi dan bersihkan lahan dari gulma.
- Bajak dan garu lahan sebelum ditanam agar uret dapat terpapar sinar matahari dan diburu pemangsa.
- Lakukan perendaman lahan selama 48 jam agar uret didalam tanah bisa mati.
-
Mekanik
Pada saat pengolahan tanah, ambil uret yang ditemukan dengan menggunakan tangan secara langsung. Kemudian musnahkan dengan cara dibakar. Pasang perangkap untuk menangkap imago atau kumbang uret dengan penampung yang berisi air sabun.
-
Biologis
Manfaatkan jamur Metarhizium anisopliae yang bisa diaplikasikan dengan bahan pembawa pupuk kandang.
-
Kimiawi
Untuk pengendalian secara kimiawi bisa menggunakan insektisida berbahan aktif Karbofuran, Dimetoat, Iupenuron, Diazinon dan Fipronil.
Ingat, selalu bijak dalam penggunaan pestisida. Selalu gunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Pemakaian bahan kimia yang berlebihan dapan berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan.
Sudah tahukan mengenai apa itu hama Uret atau Lundi. Semoga bermanfaat bagi pembaca agar bisa mengendalikan hama tersebut. Salam petani sukses…