Bisatani.com, Ulat Grayak – Ada berbagai faktor yang menentukan keberhasilan suatu pertanian. Mulai dari pemilihan bibit yang berkualitas, perawatan atau pemeliharaan dalam masa tanam hingga proses pasca panen.
Dalam bertani biasanya akan ditemukan hambatan yang dapat terjadi seperti serangan hama dan penyakit. Saat ini serangan hama dan penyakit juga berakaneka ragam jenisnya. Serangan hama dan penyakit dapat muncul baik dari sebelum tanam sampai menjelang masa panen.
Serangan hama dan penyakit yang tidak terkendali dapat membuat kegagalan pertanian yang berakibat pada kerugian. Maka dari itu perlu mempelajari jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Dengan mempelajarinya, diharapkan dapat menekan kerugian yang ditimbulkan.
Pada artikel kali ini tim bisatani akan secara khusus membahas tentang salah satu jenis hama yaitu ulat grayak. Diharapakan arikel ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menghadapi serangan ulat grayak.
Apa itu Ulat Grayak
Ulat grayak merupakan larva dari ngengat yang masuk kedalam golongan noctudiae. Ulat grayak dapat dikategorikan menjadi hama yang sangat merusak. Ciri fisik ulat ini berbentuk kecil sampai dengan sedang dan dipunggungnya terdapat corak khas seperti pakaian tentara. Tak heran jika banyak yang menyebut ulat ini dengan sebutan ulat tentara.
Ada berbagai jenis spesies ulat grayak yang dapat ditemui. Mulai dari yang berwarna hijau (Spodoptera exigua) maupun berwarna coklat (Spodoptera litura). Ulat ini merupakan salah satu jenis ulat yang tidak berbulu. Meski begitu dampak serangannya sangat merugikan. Ulat jenis ini merupakan hama yang dapat merusak berbagai jenis tanaman baik sayuran maupun palawija.
Pada siang hari ulat ini hidup didalam permukaan tanah. Setelah itu ulat akan naik ke tananam dan memakannya ketika sudah memasuki malam hari. Serangan hama ini bisa dibilang sangat dahsyat karena hanya memerlukan waktu semalam untuk menghabiskan satu tanaman.
Spesies Ulat Grayak
Ada berbagai jenis spesies ulat grayak yang dapat dijumpai sampai saat ini. Biasanya perbedaan spesies juga berpengaruh terhadap jenis tanaman yang diserang. Berikut ini adalah beberapa jenis ulat grayak, diantaranya :
- Spodoptera Exigua (Beet armyworm)
Merupakan larva dari ngengat yang biasa merusak tanaman bawang merah. Hama ini akan merusak tanaman baik dari daun hingga ke dalam umbi bawang merah. Proses perkembangbiakan hama ini terbilang sangat cepat. Satu betina dapat menghasilkan telur sebanyak 1000 butir.
Pada awalnya ngengat betina akan meletakkan telur pada ujung daun tanaman. Setelah itu telur akan menetas ketika memasuki umur 3 hari. Telur akan menjadi larva yang dapat hidup selama 10 hari.
Setelah menetas dari telur, ulat (larva) akan merusak tanaman bawang dengan melubangi daun dan masuk kedalamnya. Ciri-ciri tanaman yang telah terserang akan berlubang dan lama kelamaan akan membuat daun menjadi mengering. Jika jumlah ulat banyak, biasanya serangan akan berlanjut sampai kedalam umbi bawang merah.
- Spodoptera litura
Merupakan jenis larva ngengat yang muncul dan menyerang tanaman jagung. Di luar negeri ulat ini mempunyai sebutan lain seperti : Common cutworm, Cotton bowlworm, Tobacco cutworm, dan Armyworm. Di indonesia sendiri ulat ini tersebar di 22 propinsi dengan serangan yang terbilang cukup parah. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mencapai presentase 85% dengan rata-rata serangan mencapai 11.163 ha/tahun.
Hama jenis ini penyebarannya sangat cepat dan mudah beradaptasi dengan baik. Hal tersebut dapat terjadi karena ulat grayak memiliki karakter yang unik, yang tidak dimiliki hama jenis lain.
Pada awalnya ngengat akan meletakkan telur secara berkelompok dibawah ataupun diatas permukaan daun. Seiring berjalannya waktu telur akan berubah warna dan menetas setelah itu berubah menjadi ulat grayak (larva). Pada fase inilah hama akan merusak tanaman jagung dengan cara menggerek daun. Seringkali serangan hama ini dapat membuat tanaman jagung hanya tersisa tulang daunnya saja.
Ciri-ciri Tanaman yang Terserang Ulat Grayak
Berikut ini adalah beberapa ciri ciri tanaman yang terserang hama ulat grayak, seperti :
- Munculnya bekas gesekan ulat pada permukaan daun.
- Terdapat lubang pada pucuk dan daun.
- Pada pucuk tanaman jagung akan ditemukan serbuk kasar seperti serbuk bekas gergaji.
- Terdapat kotoran ulat pada daun.
- Apabila intensitas serangan tinggi tanaman akan kehilangan daun dan yang tersisa hanya tulang duannya saja.
Upaya Pengendalian Ulat Grayak
Ancaman hama ini terbilang sangat serius dan perlu perhatian khusus. Jika tidak dilakukan upaya pengendalian yang tepat bukan tidak mungkin akan mengganggu proses produksi tanaman yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Maka dari itu perlu penanganan yang tepat dalam upaya pengendalian hama ulat grayak. Dibawah ini adalah beberapa cara yang dapat dilakaukan, diantaranya :
-
Pengendalian secara mekanis
Merupakan salah satu cara yang sederhana atau tradisional yaitu dengan mengamati langsung pada tanaman. Jika sudah ditemukan keberadaan ulat atau sudah ada telur yang terlihat bisa langsung mengambil telur tersebut dan menghancurkannya.
Pengamatan dapat dilakukan dengan interval seminggu 2 kali terutama pada masa vegetatif.
-
Pengendalian secara hayati
Maksud dari pengendalian secara hayati yaitu dengan memanfaatkan predator atau musuh alami. Adapun predator alami dari ulat grayak seperti Cocopet, kumbang kepik, kumbang tanah, dan juga semut.
-
Pengendalian secara kimia
Berbeda dengan 2 cara pengendalian diatas, pengendalian secara kimia banyak dilkukan pada saat ini karena terbilang cepat dan praktis. Pengendalian secara kimia yaitu dengan menggunakan bahan kimia (insektisida).
Saat ini ada banyak bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama ulat grayak. Bahan aktif yang bisa digunakan seperti Emamektin benzoat, spinetoram, tiamektosan, dimetoat, klorpirifos, klorfenapir dan lain-lain.