HomePenyakitAntraknosa : Penyakit Yang Menyerang Berbagai Tanaman

Antraknosa : Penyakit Yang Menyerang Berbagai Tanaman

Bisatani.com, Antraknosa – Indonesia merupakan negara yang mempunyai 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim kemarau akan membuat keadaan lingkungan menjadi kering. Sebaliknya pada musim penghujan akan membuat lingkungan memiliki kelembaban yang lebih.

Secara tidak langsung hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas pertanian di indonesia. Musim penghujan dan kemarau dapat berperngaruh  terhadap intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Pada musim kemarau serangan hama pada tanaman memiliki intensitas yang lebih besar. Hal itu disebabkan karena hama akan berkembangbiak pada musim kemarau. Sebagian besar hama menyukai tempat yang kering untuk berkembangbiak.

Berbeda apabila sedang musim penghujan, pada musim tersebut serangan penyakit akan menjadi masalah yang lebih serius. Biasanya penyakit pada tanaman disebabkan oleh jamur yang akan lebih cepat berkembang pada lingkungan yang lembab.

Nah, pada artikel kali ini tim bisatani akan membagikan informasi mengenai penyakit  antraknosa. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai jenis penyakit yang satu ini, langsung saja simak penjelasannya dibawah.

Apa itu Antraknosa

Antraknosa : Penyakit Yang Menyerang Berbagai Tanaman

Antraknosa merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat menyerang atau menginfeksi tanaman. Kemunculan penyakit ini biasanya ditandai dengan muncuknya bercak-bercak pada daun . Serangan lebih lanjut akan membuat matinya sistem jaringan dari tanaman.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum yang menginfeksi tanaman. Antraknosa juga sering disebut juga dengan nama hawar daun. Proses penyebaran dan infeksi dari pada jamur ini akan lebih parah ketika memasuki musim penghujan. Hal tersebut dikarenakan jamur ini membutuhkan air dalam proses penyebarannya.

Kerusakan tanaman dan kerugian yang diakibatkan dari penyakit ini terbilang serius . Maka dari itu perlu dilakukan upaya pencegahan agar tanaman  menjadi tidak mudah terserang penyakit antraknosa.

Penyebaran dan Gejala

Antraknosa : Penyakit Yang Menyerang Berbagai Tanaman

Colletrotrichum sebagai penyebab antraknosa merupakan jenis jamur yang memiliki lingkup persebaran yang luas, terutama pada wilayah yang mempunyai iklim tropis. Suhu dan kelembaban menjadi faktor utama perkembangan gejala penyakit yang satu ini.

Pada kondisi lingkungan yang lembab terutama pada musim hujan, penyebaran penyebaran antarkanosa menjadi lebih cepat. Hal tersebut dikarenakan proses perkembangbiakan jamur ini memerlukan lingkungan yang lembab.

Suhu optimal yang dibutuhkan dalam proses infeksi pada tanaman berkisar antara 20 – 24ºC pada permukaan yang basah. Semakin basah kondisi permukaan buah akan memperparah serangan penyakit antraknosa.

Secara umum gejala penyakit ini ditandai dengan adanya busuk pada bagian buah. Pembusukan diawali dengan gejala munculnya luka dengan bentuk yang melingkar. Seiring berjalannya waktu luka tersebut akan membesar pada permukaan buah.

Jenis Tanaman dan Spesies

Antraknosa : Penyakit Yang Menyerang Berbagai Tanaman

Colletotricum memiliki beberapa genus yang dapat menginfeksi pada jenis tanaman yang berbeda. Dibawah ini merupakan contoh tanaman yang dapat terserang antraknosa beserta jenis genusnya antara lain, seperti :

  • Tanaman Cabai

Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh spesies cendawan Colletotrichum acutatum, Colletotrichum gleosporioides dan Colletotrichum capsici. Cendawan (jamur) ini akan terbawa oleh biji atau benih yang dapat menyerang tanaman di pembibitan

Jamur ini dapat bertahan pada buah sakit ataupun sisa tanaman yang sebelumnya telah terinfeksi. Yang mana hal tersebut menjadi salah satu sumber penularan penyakit.

Gejala awal serangan penyakit pada cabai ditandai dengan munculnya bintik hitam dengan bentuk yang melingkar. Perkembangan antraknosa akan lebih cepat ketika curah hujan tinggi.

  • Tanaman Tomat

Jenis antraknosa pada tanaman tomat disebakan dari seranga cendawan Colletotrichum coccodes. Jamur ini akan lebih banyak menyerang tanaman tomat yang telah masak ataupun matang.

Gejala serangan penyakit ini pada tomat seperti munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan buah dengan bentuk yang melingkar. Dengan berjalannya waktu bintik tersebut akan membesar, dan buah akan beruah warna menjadi cokelat. Setelah itu buah akan membusuk.

Selain menyerang langsung pada buah, ternyata cendawan ini juga dapat menginfeksi daun, batang, dan juga akar tanaman. Kondisi cuaca yang lembab menjadi penyebab penyebaran penyakit ini.

  • Tanaman Mangga dan Pepaya

Penyakit antraknosa pada mangga dan pepaya disebabkan oleh jamur Colletotricum gloeosporioides. Gejala awal dari serangan penyakit ini seperti muncunya bintik-bintik berwarna cokelat. Lama kelamaan bintik bintik akan membesar higga 5 cm dan menjadi luka bulat yang berair dan membengkak.

Dengan kelembaban lingkungan yang tinggi dangat mendukung proses penyebaran infeksi jamur tersebut. Sedangkan cuaca kering dan radiasi matahari dapat menghambat proses pertumbuhannya.

Cara Pengendalian Antraknosa

Dampak yang dapat diakibatkan dari serangan penyakit antrakosa terbilang sangat serius. Jika tidak dikendalikan dengan tepat dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Maka dari itu pengendalian harus dilakukan dengan tepat agar kerugian yang bisa saja terjadi dapat dihindari. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan dan penyebaran penyakit tersebut, seperti :

  • Pengendalian hayati

Pada pengendalian hayati kita bisa menggunakan biofungisida dengan bahan aktif Bacillus subtilis atau juga bisa menggunakan Bacillus myloliqueafaciens. Pada kondisi cuaca yang tepat biofungisida tersebut dapat bekerja dengan baik.

Selain itu juga bisa dengan melakukan perendaman biji atau buah-buahan dalam air panas, pada suhu 40ºC selama 20 menit. Pada Saat membuang tanaman yang telah terinfeksi usahakan jangan menyentuh tanaman yang sehat.

  • Pengendalian kimia

Pengendalian kimia merupakan pengendalian dengan menggunakan zat kimia, disini bisa menggunakan fungisida. Adapun bahan aktif yang bisa digunakan seperti bahan aktif mankozeb, azoksistrobin, klorotalonil dan tembaga sulfat.

Penyemprotan dilakukan pada saat sebelum muncul serangan sebagai tindakan pencegahan. Inteval penyemrotan cukup 1 kali dalam seminggu. Apabila curah hujan tinggi dan serangan termasuk berat interval diubah menjadi 2 kali dalam seminggu.

Pada perlakuan benih kita bisa menggunakan bahan aktif metalaksil yang diberikan sebelum ditanam saat pembibitan.

 

 

Recent Articles

Leave A Reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay on op - Ge the daily news in your inbox