Bisatani.com, Kutu Daun – Hama oh hama, organisme ini selalu merugikan bagi manusia. Banyak sekali jenis hama yang mengganggu tanaman seperti tikus, kutu daun, thrips, ulat, wereng, cacing, gasir dan lain-lain. Ada yang menyerang tanaman secara berkelompok, ada juga yang menyerang secara individu.
Misalnya saja kutu daun, hama ini menyerang tanaman secara berkelompok. Serangga ini hampir menyerang semua jenis tanaman, terutama tanaman perkebunan dan pertanian. Hama ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi petani, bahkan juga bisa menyebabkan gagal panen.
Oleh sebab itu petani harus paham mengenai bentuk, dampak dan serangan serta cara pengendalian hama kutu daun. Terus simak artikel dari Bisatani.com ini.
Apa itu Hama Kutu Daun (Aphids)
Kutu daun (Aphidoidea)Â merupakan jenis hama serangga yang berukuran kecil dan suka memakan getah pada tanaman. Hama ini suka hidup secara berkelompok (koloni). Hama tersebut juga memiliki beberapa jenis warna seperti berwarna coklat,kuning, hitam, putih, hijau atau merah muda.
Kutu daun merupakan jenis hama serangga yang berukuran kecil dan mempunyai panjang kisaran 1-2 mili meter. Ternyata selain berperan sebagai hama, kutu daun juga berperan sebagai perantara virus penyakit pada tanaman.
Dari beberapa spesies kutu daun ada yang memiliki lapisan lilin atau wol. Hama ini memiliki bentuk tubuh seperti buah pir dengan dua antena panjang diatasnya.
Sebagian besar spesies tersebut juga mempunyai dua tabung pendek yang menonjol dibagian ujung abdomen. Bagian ini disebut kornikel dan mempunyai warna yang berbeda tergantung spesies hama ini.
Siklus Hidup Kutu Daun
Kutu daun suka hidup berkelompok atau berkoloni. Anda bisa mendapati hama ini bergerombol dan bersembunyi di bagian bawah daun. Ternyata kutu daun hanya bisa menghasilkan beberapa generasi saja dalam satu tahun.
Generasi pertama yang dihasilkan adalah kelamin betina yang menetas dari dalam telur. Pada musim semi dan panas, kutu daun berkembang biak dengan cara partenogenesis. Partenogenesis adalah tumbuh dan berkembangnya embrio tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan dari pejantan. Proses ini biasanya berlangsung secara alami. Atau lebih mudahnya kutu daun bisa berkembang biak tanpa adanya proses perkawinan.
Setiap ekor hama betina yang sudah dewasa bisa menghasilkan kurang lebih 40 ekor telur. Jika bahan makanan cukup dan tidak ada gangguan proses parteogenesis akan terus berlangsung sampai populasi menjadi padat. Hanya akan ada nimfa (keturuanan) betina semua. Jika makanan mulai sulit untuk didapatkan barulah dihasilkan keturunan jantan.
Nimfa (keturuanan) kutu daun terdiri dari 4 instar. Dalam kurun waktu 7 sampai 10 hari nimfa tersebut akan menjadi dewasa dan menghasilkan keturunan baru. Lama stadium ini dipengaruhi oleh kelembapan dan suhu udara.
Gejala dan Dampak Serangan
Kutu daun merupakan jenis hama yang sangat merugikan bagi tanaman. Pada skala serangan yang parah bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para petani bahkan sampai gagal panen.
Memang jika jumlah hama hanya sedikit dan sedang belum menimbulkan bahaya dan mudah untuk dikendalikan. Akan tetapi perkembang biakan hama ini tergolong cepat, maka jika dibiarkan saja akan menyebar dan menjadi banyak.
Koloni hama ini akan menyebabkan kerusakan pada bunga, daun beserta pucuknya yang masih muda. Hama yang berkelompok di bawah permukaan daun akan menghisap getah daun sehingga menyebabkan pertumbuhan daun terhambat dan mengkerut. Berikut ciri-ciri tanaman yang terserang hama tersebut:
- Terdapat serangga kecil bergerombol di bawah permukaan daun.
- Terdapat bercak-bercak pada permukaan daun.
- Bentuk daun menjadi berkerut serta menggulung, baik itu tunas daun dan daun yang masih muda.
- Daun pada tanaman berubah warna menjadi kekuningan.
- Bunga menjadi mudah rontok.
- Tanaman tumbuh dengan lambat bahkan cenderuk tampak kerdil.
- Tanaman tampak layu dan lama kelamaan akan mati.
Bukan hanya itu hama ini juga berperan sebagai vektor atau perantara virus penyakit pada tanaman. Berikut jenis-jenis virus penyakit yang bisa di tularkan oleh hama ini :
- Potato Leaf Roll Virus / PLRV (Virus menggulung daun kentang).
- Potato Virus YÂ / PVY (Potato virus Y).
Tanda-tanda jika tanaman terserang 2 jenis virus tersebut
- Daun menggulung keatas, berwarna kekuning-kuningan (gejala mosaik), serta tanaman menjadi kerdil karena pertumbuhannya terhambat.
Ternyata ketika hama kutu daun memakan jaringan, mereka juga menghasilkan cairan seperti madu yang bisa menyebabkan infeksi jamur. Bukan hanya itu, cairan madu tersebut juga sangat disukai semut sehingga memikat semut untuk berkumpul disekitar hama tersebut.
Cara-cara Pengendalian Hama
Kutu daun merupakan salah satu jenis hama yang mampu berkembang biak dengan sangat cepat. Jadi, usahakan untuk melakukan penanganan secara tepat, cepat dan akurat. Ada beberapa cara pengendalian serangan hama ini pada tanaman :
-
Teknik dan Kultur Jaringan
- Atur jarak tanam agar sirkulasi udara dan kelempaban lahan tetap normal.
- Pelihara berbagai jenis varietas tanaman yang berbeda disekitar lahan budidaya.
- Lakukan penyiraman dan pemupukan sesuai dosis dan jangan berlebihan.
- Pasang mulsa hitam perak pada bedengan. Pantulan cahaya matahari dari plastik mulsa tidak disukai oleh hama.
- Bersihkanlah gulma dari lahan pertanian serta pantau lahan, apakah muncul serangan hama dan juga penyakit.
- Bisa juga memasang jaring-jaring yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari serangan hama.
-
Pengendalian Hayati atau Biologis
- Manfaatkan predator alami hama seperti kumbang kecil (kepik), kumbang tentara, sayap jala serta tawon parasit.
-
- Jika serangan hama masih dalam skala kecil, gunakanlah larutan sabun sebagai insektisida yang sifatnya ringan. Bisa juga menggunakan larutan dengan kandungan minyak nabati.
- Terkadang menyemprot hama yang sedang bergerombol dengan air dapat mengusir hama. Bukan hanya itu, hama yang terkena air rentan terserang jamur karena lembap.
-
Pengendalian Secara Kimiawi
Cara ini merupakan cara yang terakhir yang bisa dilakukan. Pengendalian secara kimiawi harus dilakukan dengan analisa yang tepat dan penuh pertimbangan. Hal ini dikarenakan jika dilakukan dengan kurang tepat bisa berdampak pada lingkungan serta keberlangsungan hidup predator alami hama.
Untuk pengendalian secara kimiawi bisa menggunakan insektisida berbahan aktif Abamektin, Imidakloropid, Profenofos, Dimetoat, Asefat atau Spinetoram. Ingat, selalu gunakan dosis sesuai yang dianjurkan agar hama menjadi tidak resisten (kebal). Serta tidak menimbulkan pencemaran yang parah terhadap lingkungan.
Demikian artikel mengenai hama Kutu Daun dari Bisatani.com. Semoga bisa membantu para penghobi tanaman maupun para sobat petani dalam memahami serta mengendalikan hama tersebut.